Di sana, Tahti menonton anime bernama Fairy Tail. Saat sedang sayang-sayangnya, anime Fairy Tail tidak lanjut tayang. Saking senangnya dengan cerita anime itu Tahti mencoba untuk memasukan subtitle Indonesia pada anime Fairy Tail.
Mulai lah Tahti membuat blogspot untuk menyimpan karya-karya Fansub (fan subtitled) nya.
"Dulu saya bikin blogspot isinya Fairy Tail. Terus lama-lama banyak yang suka. Karena kekecewaan animenya nggak dilanjut dan MU gagal juara makanya bikin sendiri. Awalnya bukan karena uang sih. Karena iseng aja hobi. Awalnya aku nikmatin sendiri dulu," kata Tahti pada CNBC Indonesia (11/3/2019).
Membuat subtitle anime membuat Tahti senang karena orang-orang yang menonton terjemahaanya bisa menangis, tertawa dan terharu. Komentar itu berdatangan dari para penggemar yang mulai mengetahui blogspot yang dibuat olehnya.
Satu tahun kemudian di 2013, Tahti membuat website streaming anime subtitle indo yang bisa di tonton secara gratis. Walaupun websitenya tidak memiliki lisensi alias illegal. Sampai saat ini, jumlah follower fanpage akun streaming ini di Facebook itu 550 ribu, Grup pesan instan 200 ribu, Instagram 25 ribu, dan twitter 20 ribu.
Di sisi lain, website streaming anime berbayar bernama Ponimu mempunyai kisah yang berbeda. Marco (30) sebagai pencetus ide memang suka anime sejak kecil. Kebiasaan ini berlanjut saat dia kuliah S1 di Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB). Marco yang saat itu duduk dibangku kuliah bisa menonton anime sampai 10 judul anime tiap musim.
Foto: Anime (CNBC Indonesia/ Edward Ricardo Sianturi)
|
Marco merasa kucil karena animo akan anime kurang baik saat itu. Seringkali ia mendapati bahwa hobi menonton anime dianggap sebagai orang aneh atau anak kecil. Karena sulit mengekspresikan diri maka Marco pergi ke Jepang. Selain untuk lanjut kuliah S2 Plasma Engineering, ia ingin menemukan jawaban atas hobi akan anime.
Mulanya Marco bekerja di salah satu industri teknik pada tahun 2016. Karena mantap dengan anime, ia memutuskan untuk pindah ke Production House anime bernama Asahi Production. Marco sempat ragu untuk terjun di dunia itu karena dia pikir hanya pekerja seni yang bisa menjadi bagian anime.
Namun dia menemukan bahwasanya industri anime pun membutuhkan orang penjualan. Yakni yang dikerjakan oleh produser di PH. Di Jepang, ia menemukan pencerahan yang dalam soal anime. Mengapa orang-orang yang mempunyai hobi anime tidak dihargai di Indonesia karena apresiasi terhadap anime rendah. Bahkan dianggap sebuah karya yang murah.
Saat bekerja, Marco mendapat banyak client yang mempunyai harapan untuk menjual anime ke Indonesia.
"Di Indonesia nggak ada chanel yang bisa mendukung mereka. Dan akhirnya, saya memutuskan untuk menghubungkan Indonesia dan Jepang melalui anime. Itulah awal mulanya ponimu bisa jalan," kata Marco pada CNBC Indonesia (13/3/2019).
Marco merasa perlu adanya lisensi resmi anime yang masuk ke Indonesia. Karena selama ini, distributor yang masuk ke Indonesia berasal dari Singapura. Ponimu memang tidak terlalu fokus pada platform streaming. Ia lebih pada agen jual-beli lisensi anime.
(dru)
https://ift.tt/2XXL1tz
March 16, 2019 at 09:45PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Di Balik Kisah Pendiri Streaming Anime Sub Indo"
Post a Comment