Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan kedua proyek ini masih menjalani proses feasibility study sejauh ini sehingga nilai investasi keduannya masih berupa perkiraan. Belum jelas nantinya berapa porsi kepemilikan dan investasi masing-masing perusahaan.
"Untuk proyek di Peranap dan Tanjung Enim nilai investasinya masih berupa perkiraan. Di Peranap diperkirakan nilainya mencapai US$ 2,7 miliar dan di Tanjung Enim sekitra US$ 3,1 miliar," kata Arviyan di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (11/3).
Arviyan menyebutkan investasi tersebut akan dibiayai Bukti Asam seluruhnya dari kas internal perusahaan.
Adapun proyek Peranap ini merupakan proyek gasifikasi yang akan digarap oleh Bukit Asam bersama dengan PT Pertamina (Persero) dengan Air Products untuk hilirisasi batubara menjadi DME. Ketiga perusahaan nantinya akan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV).
Perusahaan batu bara milik pemerintah ini nantinya akan memasok batu bara sebanyak lima juta metrik ton batu bara.
Targetnya konstruksi pabrik akan dimulai tak lama setelah perusahaanya dibentuk dengan target Konstruksi selama 18-24 bulan. Diharapkan gas hasil projek ini akan bisa dikomersialisasikan pada 2021 mendatang.
Sementara untuk proyek di Tanjung Enim ini merupakan pabrik hilirisasi batubara bersama dengan Pertamina, PT Pupuk Indonesia, dan PT Chandra Asri Petrochemicals Tbk (TPIA).
Nantinya, batu bara dari PTBA akan diubah melalui teknologi gasifikasi untuk menghasilkan produk akhir yang memiliki nilai tambah. Batu bara tersebut akan dikonversi menjadi syngas yang jadi bahan baku untuk diproses menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai bahan bakar, urea sebagai pupuk, dan Polypropylene sebagai bahan baku plastik.
Strategi Hilirisasi PTBA
[Gambas:Video CNBC] (hps/hps)
https://ift.tt/2VJkRsK
March 11, 2019 at 06:37PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bukit Asam Garap Gasifikasi Batu Bara Senilai Rp 81,2 T"
Post a Comment