Perusahaan patungan ini dibentuk untuk membangun dua pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) di Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.
Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan PLTU yang akan dibangun itu berkapasitas 3x60 megawatt (MW) dan PLTD dengan kapasitas 3x17 MW.
"Lagi feasibility study [uji kelayakan] sekarang, tapi pembangunan akan dilakukan secepatnya karena menyesuaikan dengan smelter Antam. Targetnya bisa beroperasi pada pertengahan 2023," kata Arviyan di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (11/3).
Dia menyebutkan, dalam anak usaha patungan ini Bukit Asam akan memiliki saham sebesar 75%, sedangkan sisanya merupakan milik Antam.
Pembangkit ini ditujukan untuk menyediakan pasokan energi bagi pabrik feronikel milik Antam di Halmahera Timur. PLTU ini diperkirakan akan mengkonsumsi batu bara milik Bukit Asam sebanyak 650.000 ton per tahun.
Sepanjang tahun lalu, PTBA mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 12,23% secara year on year (YoY). Laba bersih naik menjadi Rp 5,02 triliun dari laba bersih 2017 sebesar Rp 4,47 triliun.
Laba tersebut dikantongi perusahaan dari pendapatan yang naik 8,7% menjadi Rp 21,16 triliun, dari pendapatan 2017 sebesar Rp 19,47 triliun. Dengan kenaikan tersebut, nilai laba per saham perusahaan naik menjadi Rp 477/saham dari tahun sebelumnya Rp 425/saham.
Simak strategi bisnis Bukit Asam.
https://ift.tt/2TBCvBn
March 11, 2019 at 08:16PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bukit Asam dan Antam Bikin Usaha Patungan Senilai Rp 4,9 T"
Post a Comment