Search

Simak Kabar Bocoran Merger XL sampai Penerbitan MTN ADHI

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan, Selasa (19/2/2019), dengan pelemahan 0,05% ke level 6.494,67.

Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendorong pelemahan IHSG di antaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-1,82%), PT Astra International Tbk/ASII (-1,27%), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk/CPIN (-2,96%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (-1,11%), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-1,03%).


Performa IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan melemah: indeks indeks Hang Seng turun 0,42%, indeks Straits Times turun 0,09%, dan indeks Kospi turun 0,24%.

Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini, Selasa (19/2/2019) dibuka.

1. Merger Emiten Telco, Ini Bocoran dari Dirut XL Axiata
Rencana konsolidasi emiten-emiten telekomunikasi di luar PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) tengah bergulir kendati belum ada kepastian merger yang dilakukan antar emiten telekomunikasi tersebut.

Pembicaraan konsolidasi tersebut tengah dilakukan dan melibatkan di antaranya PT XL Axiata Tbk (EXCL) milik Grup Axiata Berhad Malaysia, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) milik Sinar Mas Group, dan PT Indosat Tbk (ISAT) yang dikendalikan Ooredoo dari Qatar.

"Pada dasarnya saya sudah sering bicara di media bahwa semua operator, kecuali Telkom Group, sudah bicara satu sama lain tentang kemungkinan terjadinya konsolidasi," kata Direktur Utama XL Dian Siswarini kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/2/2019).

Dia mengatakan konsolidasi antar-operator telekomunikasi diperlukan untuk membuat industri lebih sehat.

"Tapi saya tidak bisa memberikan komentar lebih lanjut tentang hasil pembicaran tersebut [konsolidasi] karena ini adalah domain dari shareholder [pemegang saham]. Silakan tanyakan langsung ke shareholder," tegasnya.

2. KKR Lepas Saham Japfa, Dapat Cuan Rp 493 M
KKR & Co Inc, yang dulu dikenal dengan nama Kohlberg Kravis Roberts & Co, diduga telah menjual 387,7 juta saham PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) kemarin senilai Rp 853,71 miliar.

Dalam catatannya kepada nasabah, analis PT RHB Sekuritas Indonesia Michael W. Setjoadi mengatakan transaksi crossing jumbo tersebut dilakukan di pasar negosiasi antara broker berkode MS yaitu PT Morgan Stanley Sekuritas dan perusahaan efek lain berkode CS yaitu PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia.

Rerata harga transaksi tersebut Rp 2.202 sehingga nilai transaksinya dapat ditaksir Rp 853,71 miliar. Michael mengatakan bahwa dulu KKR membeli saham JPFA pada Rp 930 per saham pada 2016 dengan periode investasi 2,5 tahun. Dengan selisih harga saham tersebut, dari penjualan 387,7 juta saham JPFA maka dapat disimpulkan KKR akan meraup keuntungan Rp 493,15 miliar.

3. Baru Merger, Danamon & BTPN Diganjar Rating AAA
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan rating AAA kepada dua bank yang baru-baru ini menjadi penerima penggabungan pasca-dicaplok asing, yakni PT Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk (BTPN) dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN).

Pemberian rating ini karena kedua bank ini sama-sama memiliki dukungan permodalan yang kuat dari pemegang saham mayoritasnya saat ini. BTPN diperkuat oleh pemegang saham utamanya saat ini yakni Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) dan Bank Danamon memperoleh dukungan dari MUFG Bank.

Analis Pefindo Danan Dito mengatakan dukungan yang diberikan Sumitomo untuk BTPN berupa permodalan dan indikator kualitas aset yang sangat kuat dan posisi pasar yang kuat. Hanya saja peringkat yang diberikan tersebut dibatasi oleh tingkat persaingan yang ketat di industri perbankan.

4. Harga Minyak Membaik, Laba Elnusa Naik 11% di 2018
Emiten jasa minyak dan gas, PT Elnusa Tbk (ELSA) mengantongi kenaikan laba bersih sepanjang tahun 2018 sebesar 11,08% menjadi Rp 276,31 miliar dari tahun 2017 sebesar Rp 247,14 miliar.

Berdasarkan data laporan keuangan ELSA, kenaikan laba bersih ini didorong oleh pendapatan perusahaan yang mencapai Rp 6,62 triliun atau naik 33,05% dari pendapatan tahun sebelumnya Rp 4,97 triliun. Dengan demikian, jumlah laba per saham juga naik secara year on year (yoY) menjadi Rp 37,86/saham dari sebelumnya RP 33,86/saham.

Jumlah kas dan setara kas turun menjadi Rp 719,45 miliar di akhir tahun lalu, dari tahun 2017 sebesar Rp 902,58 miliar. Meski demikian jumlah aset lancar naik menjadi Rp 3,15 triliun dan aset tak lancar senilai Rp 2,49 triliun, menjadikan total aset bernilai Rp 5,65 triliun.

5. Anak Usaha Adhi Karya Rilis Utang Rp 100 M
Anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Adhi Persada Properti, merilis surat utang jangka menengah atau medium term notes (MTN) bertenor 3 tahun dengan jumlah pokok sebesar Rp 100 miliar.

Berdasarkan pengumuman Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), MTN tersebut bernama MTN Adhi Persada Properti V Tahun 2018 Seri A. Kupon yang ditawarkan sebesar 11,25% per tahun dan jatuh tempo pada 20 Februari 2022 dengan frekuensi pembayaran tiga bulanan.

Perusahaan mempercayakan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebagai agen pemantau dan arranger yakni PT BNI Sekuritas.
KSEI mencatat, Adhi Persada masih punya utang MTN sebesar Rp 625 miliar yang jatuh tempo pada 5 Oktober 2020. Obligasi ini adalah MTN Adhi Persada Properti IV Tahun 2017 yang dirilis dengan kupon 10,5% per tahun. (prm)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2T71D2s

February 20, 2019 at 02:50PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Simak Kabar Bocoran Merger XL sampai Penerbitan MTN ADHI"

Post a Comment

Powered by Blogger.