Sandi menjajal nasi yang dibungkus daun pisang dan berbagai macam lauk yang dihidangkan di atas meja antara lain ayam kare, tauco udang, telur asin. Ada pula berbagai macam kue dan tentu kopi pancung.
Menurut Sandi, Aceh punya kekayaan luar biasa. Dari sumber daya alam hingga kuliner yang beraneka ragam. Mie dan kopi aceh serta penganan khas seperti timpan banyak ditemukan di Jakarta dan berbagai daerah lainnya di Indonesia.
"Pusat kuliner seperti ini lebih dari sekadar tempat makan, tapi juga (sarana) sosialisasi anak muda dan masyarakat menengah perkotaan lainnya. Tempat bersilaturahmi yang merupakan salah satu pintu rezeki. Tempat makan khas seperti ini harusnya ada di setiap kota agar kelestarian masakan daerah Indonesia yang kaya tetap terjaga," kata Sandi.
Ia pun memiliki penilaian tersendiri terkait budaya masyarakat Aceh menyeruput kopi lokal.
"Harusnya (budaya itu) menular ke wilayah lain di Indonesia. Ini bukan saja menggerakan ekonomi dan menyerap lapangan kerja, tapi juga meredam gempuran kopi jaringan internasional," ujar Sandi.
![]() |
Setelah itu, Sandi melanjutkan kunjungan di Lhokseumawe dengan berziarah ke makam Sultan Maikulssaleh atau Malikudhair, sultan pertama Samudera Pasai. Samudera Pasai bukan hanya pusat budaya dan kajian Islam, melainkan juga pusat ekonomi.
Menurut Sandi, kepemimpinan yang fokus menggerakkan ekonomi masyarakat, kepemimpinan yang mendengarkan, dan kepemimpinan yang melayani, membuat Samudera Pasai begitu disegani pada masanya.
"Sifat-sifat ini harus kita munculkan kembali, agar Indonesia menang, negeri yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," kata mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut.
Simak video terkait puisi Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto di bawah ini.
(miq/miq)http://bit.ly/2S4cACi
February 03, 2019 at 10:10PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sandi Klaim Serbuan Jejaring Kopi Internasional Bisa Diredam"
Post a Comment