Kritikan tersebut dlilontarkan pasca Jokowi beradu pendapat dengan calon Presiden nomor urut 02 dalam debat resmi yang mengangkat tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
"Secara umum, Jokowi sibuk mempertahankan dan mengkampanyekan hal-hal yang dikerjakannya. Hanya saja, selama 4 tahun terakhir janji kampanye kedaulatan pangan semakin jauh dari jangkauan, semakin sulit untuk tercapai."
Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) (detikFoto/Dikhy Sasra)
|
"Dengan kinerja seperti itu, nyaris tidak mungkin mencapai cita-cita kedaulatan pangan. Apalagi, fokus terbesar hanya soal stabilitas harga," tulis Rizal dalam keterangan resmi, Senin (18/2/2019).
Menurut Rizal, hal ini menjadi bukti tak ada pergseran strategi yang penting ketika Jokowi menjabat lagi. Bahkan menurut dia, kebijakan pemerintah seakan mengabaikan pemburu rente yang membuat rusak perekonomian.
"Artinya, kebijakan impor akan tetap menjadi strategi penting dari pemerintahan Jokowi yang akan datang. Tidak ada pergeseran strategi yang penting, kecuali mengulang praktek-praktek lama yang gagal," tegasnya
Apalagi kebijakan impor yang jor-joran tersebut ditunggangi oleh kartel pemburu rente. Jokowi sama sekali mengabaikan pemburu rente tersebut dalam merusak kedaulatan pangan Indonesia," katanya.
Selain itu, Rizal pun mengkritik isu lingkungan hidup di pemerintahan Jokowi. Menurut dia, selama ini masalah lingkungan hidup terkesan tertutup secara insititusional karena penggabungan nomenklatur.
Pernyataan ini merujuk pada pernyataan Prabowo yang berencana memisahkan kembali Kementerian Lingkungan Hidup dari Kehutanan, lantaran dianggap tak menyelesaikan persoalan lingkungan hidup.
"Sikap Jokowi yang menganggap penggabungan ini sebagai hal yang wajar sangat pantas disesalkan. Karena di negara-negara lain Kementerian Lingkungan Hidup berdiri sendiri, sehingga mereka bisa efektif jika terjadi pelanggaran," tegasnnya.
Berbeda dengan Jokowi, Rizal mengatakan, kebijakan yang di bawa oleh Prabowo diklaim lebih memilii komitmen untuk menciptakan kedaulatan pangan, dan lebih berpihak pada kepentingan petani.
Belum lagi, dengan rencana menurunkan tarif listrik yang selama ini memukul daya beli golongan menengah ke bawah. Tarif listrik yang tinggi selama ini, membuat daya beli menurun dalam 2 tahun terakhir.
Foto: Debat Kedua Calon Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto di Holten Sultan, Jakarta, (17/2). (Reuters/Willy Kurniawan)
|
"Keinginan Prabowo untuk menurunkan tarif listrik untuk golongan miskin dan nyaris miskin tersebut akan sangat membantu daya beli mereka dalam waktu cepat. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan hal ini," tegasnya.
(dru)
http://bit.ly/2S6xhsl
February 18, 2019 at 07:10PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rizal Ramli Sindir Kebijakan Impor Jokowi dan Banggakan Prabowo"
Post a Comment