Search

RHB: Pelanggan Menyusut, Ebitda ISAT Anjlok 44% di 2018

Jakarta, CNBC Indonesia - Konsensus analis memprediksi tingkat earning before interest, tax, depreciation and amortisation (ebitda) PT Indosat Tbk (ISAT) sepanjang 2018 tertekan sebesar 44% secara year on year (YoY) menjadi Rp 7,68 triliun dibandingkan dengan tahun 2017.

Adapun secara quarter to quarter (QtQ) ebitda ISAT juga tertekan hingga 13,5%. Ebitda adalah laba sebelum beban bunga, beban pajak, beban depresiasi, dan beban amortisasi, yang biasa digunakan untuk melihat kinerja organik perseroan.

Michael W Setjoadi dan Jessica Pratiwi dari RHB Sekuritas Indonesia dalam risetnya pada Senin (25/2/2019) menyebutkan pendapatan perusahaan Telekomunikasi milik Ooredoo Qatar itu terpangkas 27% YoY menjadi Rp 23,14 triliun.


Perhitungan penurunan itu diperoleh dari subscribers atau pelanggan yang menyusut hingga 47% YoY menjadi 58 juta setelah diterapkannya regulasi kartu SIM oleh pemerintah. Meski demikian, terjadi peningkatan rerata pendapatan per pengguna (average revenue per user/ARPU) naik menjadi Rp 24.600 atau naik 33% YoY.

Tahun lalu perusahaan mengeluarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 8 triliun. Untuk dua tahun ke depan perusahaan akan menganggarkan capex mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Hingga kuartal ketiga tahun lalu perusahaan ini mencatatkan rugi bersih mencapai Rp 1,53 triliun, sementara ebitda anjlok 47,9% menjadi Rp 5,15 triliun dari Rp 9,9 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Hal tersebut disebabkan karena turunnya pendapatan perusahaan sebesar 25,7% pada kuartal III-2018 menjadi Rp 16,76 triliun. Padahal pada kuartal III-2017 perseroan menghasilkan pendapatan senilai Rp 22,56 triliun.

Turunnya pendapatan ini sebagai akibat dari jumlah pelanggan selular ISAT yang turun 33,9% dari sebelumnya 97 juta pelanggan menjadi 64,1 juta pelanggan.

Pada 19 Februari lalu, lembaga pemeringkat global Fitch Ratings merevisi prospek ISAT menjadi Negatif dari Stabil. 

Beberapa asumsi yang menjadi faktor kunci dalam pemeringkatan Fitch ini di antaranya pendapatan Indosat yang diprediksi turun sekitar 20% pada 2018 dan pertumbuhan bisnis berada pada level satu digit pada 2019-2021. Selain itu, tak ada pembayaran dividen 2019-2021 dan tidak ada merger dan akuisisi serta divestasi.

Simak ulasan Fitch Ratings soal prospek Indosat.
[Gambas:Video CNBC] (tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2EuoGMG

February 25, 2019 at 09:03PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "RHB: Pelanggan Menyusut, Ebitda ISAT Anjlok 44% di 2018"

Post a Comment

Powered by Blogger.