"Tapi di 2019, kemungkinan besar beras Bulog yang digunakan untuk rastra itu semakin berkurang karena pemerintah akan menerapkan 80% (ke program Bantuan Pangan Nontunai). Kalau sekarang 55,3% maka diperkirakan akan berkurang," kata Komisioner Ombudsman RI Ahmad Alamsyah Saragih di kantor pusat Ombudsman, Jakarta, Senin (4/1/2019).
Dengan diterapkannya program BPNT sebesar 80% di tahun ini, maka stok beras yang ada di Bulog akan meningkat. Namun, bila stok tidak berkualitas maka pemerintah tidak bisa melakukan operasi pasar untuk menekan harga supaya turun. Sehingga, Ombudsman memperingatkan pemerintah untuk berhati-hati sekali untuk ekspor.
Selain itu, untuk mengantisipasi perkembangan jangka pendek dalam tahun politik, Ombudsman meminta pemerintah untuk segera membentuk kerangka kebijakan sisa cadangan (stock disposal policy) untuk perbaikan manajemen stok sebelum memutuskan mengambil langkah ekspor beras.
Ombudsman juga meminta pemerintah untuk melakukan klasifikasi stok dan mengutamakan pemanfaatan stok berkualitas agar operasi pasar efektif mengatasi kenaikan harga akibat penerapan BPNT 80% bukan berprioritas pada ekspor.
"Untuk 2019 di tengah kesibukan politik hal itu perlu dicermati instansi terkait yang menggunakan kebijakan tersebut." pungkas Alamsyah.
![]() |
Total impor beras dalam kurun waktu 4 tahun (2015-2018) sebesar 4,7 juta ton. Sedangkan pada kurun waktu 2010-2014 mencapai 6,5 juta ton. Jumlah total impor akan meningkat jika pemerintah melakukan kembali pada tahun 2019.
Rencana ekspor beras diungkapkan Dirut Bulog Budi Waseso usai rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (22/1/2019). Ia menyebut Bulog berencana mengekspor sebagian beras hasil panen raya di periode akhir April mendatang.
![]() |
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penuhnya stok di gudang Bulog. Hingga saat ini, cadangan beras pemerintah (CBP) sudah mencapai 2,1 juta ton. Adapun kapasitas tampung gudang Bulog secara nasional sekitar 3,6 juta ton beras.
"Jadi sulit menyerap lebih banyak lagi. Jadi yang panen yang akan diekspor," jelas Buwas, sapaan akrab Budi Waseso.
Adapun Buwas mengaku sudah mengomunikasikan hal ini kepada beberapa negara Asia yang berpotensi menjadi importir beras RI.
[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)
http://bit.ly/2t3Fwvh
February 04, 2019 at 08:09PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mau Ekspor Beras, Ombudsman Ingatkan Bulog Hati-Hati"
Post a Comment