Reli tiga hari terakhir saham BNLI pun terhenti pada sesi pertama hari ini setelah saham bank milik Standard Chartered dan PT Astra International ini diperdagangkan minus di level Rp 1.195/saham.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI), menunjukkan, sejak 13 Februari, saham BNLI terus naik dari Rp 1.050/saham menjadi Rp 1.125/saham pada 14 Februari dan berakhir di Rp 1.260/saham pada Jumat 15 Februari lalu.
Saham BNLI dalam beberapa pekan menjadi sorotan setelah beredar kabar divestasi oleh dua pemegang saham utama Bank Permata yakni Standard Chartered dan Astra.
Analis RHB Sekuritas Indonesia, Alvin Baramuli dan Henry Wibowo dalam risetnya mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ini dengan target harga Rp 1.400/saham.
Jika BNLI benar-benar jadi target akuisisi pemodal Jepang, maka harga yang dibayarkan diperkirakan premium.
"Kami implikasikan harga BNLI dengan PBV [price to book value] 1,7x, ini masih dalam valuasi rata-rata harga merger dan akuisisi pada kisaran 1,4x-2,3x untuk bank-bank menengah," tulis Alvin dalam riset tersebut.</span> (tas)
http://bit.ly/2IlND0y
February 18, 2019 at 07:20PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Isu Divestasi Mendem, Reli Saham Bank Permata Terhenti"
Post a Comment