Search

Fokus Investor ke Ekonomi Global, Harga SUN Tertekan

Seri acuan yang paling terkoreksi adalah FR0079 bertenor 20 tahun. Kenaikan yield yang terjadi pada seri tersebut sebesar 3,6 basis poin (bps) menjadi 8,33%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Tiga seri acuan lain juga terkoreksi dengan kenaikan yield yang lebih kecil.  

 

Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 528 bps, melebar dari posisi kemarin 526 bps.  

Yield US Treasury 10 tahun naik hingga 2,68% dari posisi kemarin 2,66%. Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 2 tahun dengan tenor 5 tahun.  

Kondisi inversi kedua seri masih tetap bertahan sejak pertengahan tahun lalu yang mengindikasikan masih adanya potensi resesi di AS. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi, bahkan krisis. 

Yield US Treasury Acuan 22 Feb 2019
Seri Benchmark Yield 21 Feb 2019 (%) Yield 22 Feb 2019 (%) Selisih (Inversi) Satuan Inversi
UST BILL 2019 3 Bulan 2.448 2.451 3 bulan-5 tahun -5.7
UST 2020 2 Tahun 2.529 2.527 2 tahun-5 tahun 1.9
UST 2021 3 Tahun 2.503 2.503 3 tahun-5 tahun -0.5
UST 2023 5 Tahun 2.508 2.508 3 bulan-10 tahun -23.5
UST 2028 10 Tahun 2.688 2.686 2 tahun-10 tahun -15.9
Sumber: Refinitiv  

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 926,43 triliun SBN, atau 37,69% dari total beredar Rp 2.457 triliun berdasarkan data per 19 Februari.  

Porsi itu sudah turun dari posisi tertinggi atau rekor yang tercipta hari sebelumnya yaitu sebesar Rp 931,83 triliun pada 18 Februari. Angka kepemilikan bertambah sebesar Rp 33,18 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.  

Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan hanya terjadi di India dan Afsel. 

Di negara maju, penguatan pasar terjadi di pasar bund Jerman, JGB Jepang, dan US Treasury di AS. Penguatan di pasar obligasi negara maju tersebut lumrah menunjukkan sikap risk-aversion yang sedang diterapkan investor global. 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang
Negara Yield 21 Feb 2019 (%) Yield 22 Feb 2019 (%) Selisih (basis poin)
Brasil 8.97 9 3.00
China 3.143 3.155 1.20
Jerman 0.128 0.124 -0.40
Perancis 0.543 0.545 0.20
Inggris 1.201 1.202 0.10
India 7.546 7.544 -0.20
Italia 2.829 2.857 2.80
Jepang -0.038 -0.042 -0.40
Malaysia 3.885 3.897 1.20
Filipina 6.379 6.379 0.00
Rusia 8.44 8.44 0.00
Singapura 2.141 2.161 2.00
Thailand 2.5 2.515 1.50
Turki 14.74 14.82 8.00
Amerika Serikat 2.688 2.686 -0.20
Afrika Selatan 8.84 8.82 -2.00
Sumber: Refinitiv  

TIM RISET CNBC INDONESIA (irv/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2EpH6y9

February 22, 2019 at 05:43PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Fokus Investor ke Ekonomi Global, Harga SUN Tertekan"

Post a Comment

Powered by Blogger.