Memasuki sesi 2, IHSG terus bergerak dengan nyaman di zona hijau sebelum Bank Indonesia (BI) mengumumkan keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 6%.
Sebelum keputusan BI diumumkan, IHSG menguat 0,19% ke level 6.524,82. Kini, penguatan IHSG menipis menjadi 0,05% ke level 6.515,71. IHSG terus dibayangi kekhawatiran masuk zona merah.
Hasil pertemuan BI melengkapi kekhawatiran investor yang sedari pagi sudah diguyur rilis risalah rapat The Federal Reserve edisi Januari 2019. Dari risalah tersebut, terungkap bahwa bank sentral AS masih menyimpan hasrat untuk menaikkan suku bunga acuan."Banyak peserta rapat berpandangan bahwa menahan suku bunga acuan di tingkat yang sekarang untuk beberapa waktu bisa menimbulkan risiko. Oleh karena itu, jika ketidakpastian berkurang maka The Fed perlu meninjau kembali stance sabarnya," sebut risalah rapat The Fed.
Bak gayung bersambut, AS dan China pada hari ini dikabarkan kian dekat dalam mencapai kesepakatan dagang. Reuters memberitakan bahwa AS dan China sudah mulai menyusun nota kesepahaman untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berjalan selama 7 bulan.
Delegasi kedua negara kini menyusun sebanyak 6 nota kesepahaman yang mencakup berbagai isu yakni pemaksaaan transfer teknologi dan pencurian kekayaan intelektual, hak kekayaan intelektual, sektor jasa, nilai tukar, agrikultur, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan, menurut 2 orang sumber yang mengetahui masalah tersebut, seperti dilansir dari Reuters.
Kedua negara ingin mencapai kesepakatan paling lambat pada tanggal 1 Maret, yang merupakan tanggal berakhirnya periode gencatan senjata bidang perdagangan antara AS dan China.
Lantas, satu ketidakpastian yang menahan The Fed dari menaikkan suku bunga acuan sudah mulai menemui titik terang.
Dalam konferensi pers pengumuman suku bunga acuan, siang ini, Gubernur BI Perry Warjiyo merespons pertanyaan dari wartawan terkait dengan apakah stance dari BI masih hawkish atau agresif.
"Tadi sudah disampaikan tetap konsisten memperkuat stabilitas eksternal khususnya mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas aman dan mempertahankan daya tarik pasar keuangan domestik," kata Perry dalam konferensi pers di Gedung BI, Kamis (21/2/2019).
Dari jawaban Perry tersebut, ada indikasi bahwa jika The Fed menaikkan suku bunga acuan, maka BI akan mengikuti.
Bagi pasar saham, kenaikan tingkat suku bunga acuan biasanya memang merupakan musuh karena bisa menekan penjualan dari para emiten.
Duet maut The Fed dan BI menjadi musuh terbesar bagi IHSG pada hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/tas)
https://ift.tt/2Taspa8
February 21, 2019 at 10:39PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Duet Maut The Fed dan BI, Musuh Terbesar IHSG Hari Ini"
Post a Comment