Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, target pertumbuhan kredit di 2019 sekencang di tahun lalu karena mempertimbangkan kondisi perekonomian global yang masih dilandai ketidakpastian dan dinamika perhelatan Pemilihan Presiden April mendatang.
"Sehingga kita turunkan peningkatannya 15 persen (pertumbuhan kredit), ke depannya," tutur Maryono, kepada awak media di Balai Sidang Jakarta, Sabtu (2/1/2019).
Dijelaskan Maryono, pertumbuhan kredit 15% tersebut sudah mempertimbangkan risiko kenaikan bunga acuan BI 7 days Reverse Repo Rate di tahun ini yang diperkirakan akan naik 1-2 kali lagi.
Mengenai relaksasi LTV, Maryono menyebut potensinya memang masih cukup besar, sebab kebutuhan akan rumah masih akan terus meningkat setiap tahunnya.
"Memang kurang lebih perubahan LTV itu bisa mengalami peningkatan orang membeli rumah, tapi kan tidak seketika, untuk itu mungkin untuk tahun ini saya bisa naikkan antara 13 - 15 persen," tuturnya.
Seperti diketahui, Bank Indonesia telah merilis aturan mengenai relaksasi kebijakan rasio kredit terhadap nilai atau loan to value (LTV) kredit properti untuk mendorong pertumbuhan kredit perumahan. Kebijakan tersebut mulai berlaku pada 1 Agustus 2018.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, kebijakan tersebut untuk mengimbangi dampak dari kenaikan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate. Sebab, dengan adanya kebijakan tersebut diprediksi bakal mengerek bunga kredit perbankan, tak terkecuali dengan sektor kredit perumahan.
"Kebijakan diharapkan dapat mendukung kinerja sektor properti yang saat ini masih memiliki potensi akselerasi dan dampak pengganda cukup besar terhadap perekonomian nasional," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (29/6/2018) lalu.
Namun demikian, Perry menambahkan, untuk pembelian rumah kedua dan ketiga tetap akan diterapkan LTV sebesar 10 hingga 20 persen, kecuali tipe rumah berukuran 21 meter persegi
Relaksasi kebijakan LTV diharapkan bisa memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi, sebab, sektor properti memiliki efek berganda yang relatif tinggi. Misalnya, menaikkan permintaan tenaga kerja di sektor konstruksi, permintaan bahan bangunan. "Efek berganda sektor properti relatif tinggi," tandasnya.
(dru)
http://bit.ly/2WBsNxu
February 02, 2019 at 11:24PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BTN Pede Kredit Bisa Tumbuh 15% dengan Relaksasi LTV BI"
Post a Comment