"Industri sepertinya tidak dalam kondisi ideal, terkait UMR (Upah Minimum Regional), terkait pesangon," kata Ketua Asosiasi Industri Persepedaan Indonesia (AIPI), Rudiyono dalam Profit CNBC Indonesia, Jumat (27/9/2019).
Hal itu menjadi catatan tersendiri, apalagi upah di Indonesia dijadikan pembanding oleh beberapa negara ASEAN sehingga akan berada di bawahnya.
"Jangan lupa kalau di luar negeri di ASEAN, mereka melihat UMR kita jadi acuan. Kalau (UMR) kita naik 8%, mereka pasti di bawahnya," tambahnya.
Akumulasi lainnya datang dari serbuan bahan baku hingga unit jadi impor yang mana 90% berasal dari China. Hal ini menjadi konsekuensi setelah Indonesia terlibat dalam perjanjian ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA).
"PR buat industri sepeda. Kalau sudah demikian kita tidak bisa dengan metode yang sekarang digunakan, kita perlu otomatisasi, tapi tenaga kerja di sisi lain. Tidak mudah memilih apakah menggunakan tenaga kerja atau otomatisasi," kata Rudiyono.
(sef/sef)
https://ift.tt/2m182hh
September 29, 2019 at 03:14PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Industri Sepeda Tertekan, Tenaga Kerja Diganti Otomatisasi?"
Post a Comment