
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan Jumat pekan lalu (13/9/2019) dengan apresiasi sebesar 0,43% ke level 6.369,42, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat tergelincir ke zona merah sekitar pukul 10:00 WIB.
IHSG kemudian bisa memperbaiki keadaan dengan kembali lagi ke zona hijau. Per akhir sesi satu, indeks saham acuan di Indonesia tersebut menguat tipis 0,02% ke level 6.343,63.
Di awal perdagangan sesi dua, IHSG masih bisa melaju di zona hijau. Sayang, pada sekitar pukul 15:00 WIB IHSG tergelincir ke zona merah. Per akhir sesi dua, IHSG melemah 0,12% ke level 6.334,84 pada penutupan akhir pekan lalu.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei menguat 1,05%, indeks Shanghai naik 0,75%, indeks Hang Seng bertambah 0,98%, dan indeks Straits Times terapresiasi 0,48%.
Sementara itu, perdagangan di bursa saham Korea Selatan diliburkan seiring dengan peringatan Chuseok Day.
Terdapat sejumlah aksi yang dilakukan emiten pada perdagangan akhir pekan lalu yang layak disimak sebelum pembukaan perdagangan pagi ini, Senin (16/9/2019).
1. Simak! Kata HM Sampoerna Soal Kenaikan Cukai 23%
PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) menanggapi langkah pemerintah untuk menaikkan tarif cukai rokok mulai 1 Januari 2020 mendatang. Namun kebijakan ini dinilai dapat mengganggu industri hasil tembakau (IHT) di Indonesia.
Direktur HM Sampoerna Troy Modlin hingga saat ini pihak perusahaan menyebut bahwa pihaknya belum menerima secara rinci kebijakan baru ini.
"Akan tetapi, kami menilai kenaikan ini mengejutkan dan akan mengganggu ekosistem industri hasil tembakau nasional," kata Troy dalam siaran persnya, Sabtu (14/9/2019).
2. Ekspor Pakan Ternak ke Timor Leste, Saham JPFA Malah Merah
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) merambah pasar Timor Leste dengan mengekspor 40 ton pakan ternak. Ini merupakan ekspor pertama kali yang dilakukan perusahaan ke negara tersebut.
Direktur Corporate Affairs Japfa Rachmat Indrajaya mengatakan ini merupakan langkah perusahaan dalam melakukan perluasan pasar ekspor pakan ternak. Negara ini dipilih karena kedekatan secara geografis dan historis, ekspor ini diperlancar dengan kondisi Indonesia dengan Timor Leste yang berbatasan darat.
3. Sudah 2 Tahun Bank Mandiri Mau Setop Kredit ke Duniatex
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyatakan sudah sejak 2 tahun yang lalu ingin keluar sebagai pemberi kredit untuk Duniatex Group. Apalagi saat ini, utang Duniatex tercatat sudah selesai lebih dari 50%.
"Sudah dua tahun ingin keluar dari Duniatex, ini lebih ke persoalan leverage perusahaan," kata Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas, di Badung, Bali, Jumat (13/9/2019).
Dia mencatat, saat ini sisa utang Duniatex ke Bank Mandiri hanya tinggal Rp 2,1 triliun. Angka ini sudah berkurang dibanding jumlah utang sebelumnya yang mencapai Rp 5,1 triliun.
4. BNI & Shinhan Bank Berikan Kredit ke J Resources Rp 3,23 T
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) bekerja sama dengan Bank Shinhan Indonesia (Shinhan Bank) untuk pembiayaan kredit sindikasi kepada PT J Resources Nusantara (JRN) sebesar total US$ 231 juta atau Rp 3,23 triliun (kurs Rp 14.000). J Resources Nusantara merupakan anak perusahaan dari PT J Resources Asia Pasifik, Tbk.
Fasilitas kredit sindikasi tersebut dimanfaatkan untuk pengembangan tambang yang dioperasikan JRN dan anak perusahaannya. BNI berperan sebagai Mandated Lead Arrangers dan Bookrunners (MLAB).
5. Digoyang Kabar Giant Tutup Gerai, Saham HERO Jatuh Lagi!
Setelah sepi transaksi di sesi I dan harganya stagnan, saham PT Hero Supermarket Tbk (HERO) akhirnya terjungkal pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu (13/9/2019).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, saham HERO amblas 2,86% di level Rp 680/saham, melanjutkan tren penurunan harga selama sepekan ini menjadi minus 1,45%. Dalam sebulan terakhir, saham HERO minus 15% dan secara tahun berjalan atau year to date turun 14%.
Bahkan dalam 5 tahun terakhir, saham HERO masih amblas 73% dengan kapitalisasi pasar Rp 2,84 triliun.
6. Pendapatan Melesat 67%, Saham MDKA Malah Dilego Asing Rp 98 M
Harga saham emiten produsen emas, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menduduki posisi jawara sebagai saham yang paling banyak diobral oleh investor asing alias net sell pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (13/9/2019).
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, investor asing membukukan aksi jual bersih (Net Foreign Sell/NFS) mencapai Rp 97,63 miliar dengan total nilai transaksi senilai Rp 80,07 miliar.
Alhasil, wajar saja jika akhirnya harga saham perusahaan finis di zona merah dengan melemah 1,29% menjadi Rp 5.750/saham.
7. PLN Terbitkan Obligasi Rp 1,9 T, Kupon Turun 7,9%-9,9%
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN menerbitkan obligasi senilai Rp 1,91 triliun yang ditawarkan dalam lima seri. Obligasi ini ditawarkan dengan tingkat kupon berkisar antara 7,90%-9,90%.
Obligasi ini merupakan tahap kelima dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) obligasi berkelanjutan III PLN dengan target dana total senilai Rp 16 triliun.
8. Semakin Terpuruk, Duniatex Mulai Dituntut Pailit
Kisruh perusahaan tekstil Duniatex Group memasuki babak baru. Di tengah posisi keuangan yang kian sulit karena gagal bayar atas surat utang, perseroan menghadapi kasus hukum karena digugat pailit.
PT Shine Golden Bridge, yang merupakan salah satu pemasok bagi Duniatex melayangkan gugatan atas enam enitas Duniatex Group ke Pengadilan Niaga Semarang. Gugatan ini didaftarkan pada 11 September 2019 dengan nomor perkara 22/Pdt.Sus-PKPU/2019/PN Niaga Smg terkait Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
9. Isu Rencana Merger Tri-XL, Saham EXCL Dibeli Asing Rp 84 M
Perusahaan konglomerasi asal Hong Kong, CK Hutchison Holdings dikabarkan akan melakukan konsolidasi di bisnis nirkabel dengan menggandeng perusahaan telekomunikasi Axiata Group Bhd di Indonesia, PT XL Axiata Tbk (EXCL). Kabar ini membuat saham EXCL masih diborong asing hingga Jumat ini (13/9/2019).
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 10.16 WIB, saham EXCL dibeli asing Rp 4,19 miliar di pasar reguler, sehingga dalam sepekan terakhir ini saham EXCL diborong hingga Rp 84 miliar di pasar reguler. Ditambah dengan pasar negosiasi dan tunai, saham EXCL dibeli hingga Rp 99,33 miliar dalam sepekan.
(tas)https://ift.tt/32BLq6C
September 16, 2019 at 02:25PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Emiten Rokok Keluhkan Cukai Naik 23%, Duniatex Digugat Pailit"
Post a Comment