Search

Startup Ini Kembangkan Laboratorium Pribadi Di Ponsel

Jakarta, CNBC Indonesia - Penyakit ginjal kronis adalah salah satu masalah di Amerika Serikat disebabkan penyebabnya beberapa hal, seperti kelebihan berat badan atau obesitas. Menurut National Kidney Foundation, 30 juta orang Amerika terserang penyakit ginjal kronis yang seringkali diakibatkan diabetes dan hipertensi. Jumlah itu menjangkit 1 dari 9 orang dewasa.

Lebih dari 510 ribu pasien ginjal sekarang menjalani cuci darah dan lebih dari 100 ribu berada dalam daftar transplantasi ginjal.

Kepala petugas medis di National Kidney Foundation, Kerry Willis mengatakan jika biaya untuk pasien penyakit ginjal sangat mahal. Medicare setidaknya menghabiskan US$ 114 miliar setiap tahunnya. "Itu belum termasuk biaya untuk industri asuransi swasta," katanya.

Melihat kondisi itu, sebuah start up kesehatan Israel Healthy.io mengembangkan tes urin melalui telepon selular yang bisa menguji kadar ginjal sendiri di rumah. Deteksi dini ini meminimalisir komplikasi penyakit ginjal.


Tes urinalisis Healthy.io, yang disebut Dip.io menggunakan strip dan gelas sekali pakai bersamaan dengan kamera smartphone untuk membaca dan mengetahui hasilnya secara langsung. Pasien mencelupkan strip ke dalam sampel urin, yang selanjutnya menggunakan gambar dalam strip dan menghubungkannya ke aplikasi. Gambar selanjutnya dihubungkan pada semacam cloud untuk diagnosa lebih lanjut.

Tes telah dinilai dengan Geisinger Health dalam hubungannya dengan National Kidney Foundation, mencapai tingkat keakuratan 71 persen untuk pasien dengan gejala hipertensi yang belum pernah diuji sebelumnya.

Pendiri dan CEO Yonatan Adiri mengatakan sejak Dip.io diijinkan tahun lalu, pemasaran teknologi itu ke rumah sakit dan sistem kesehatan langsung dilakukan. Perusahaan ini menargetkan beberapa kategori pasien utama, termasuk wanita hamil, penderita diabetes dan hipertensi yang paling berisiko terkena penyakit ginjal, dan wanita yang percaya mereka mungkin memiliki gejala infeksi saluran kemih.

Adiri, mantan kepala petugas teknologi untuk Presiden Israel Shimon Peres, berniat mengembangkan teknologi kesehatan di awal karirnya. Dia menyadari smartphone bisa menjadi alat untuk membantu medis.

Ponsel jugalah yang membantu ayahnya untuk mentransfer CT scan setelah ibunya mengalami kecelakaan saat bepergian di China beberapa tahun yang lalu. Ponsel membantu kejadian tersebut dan menyelamatkan nyawa ibunya.

"Tujuan saya adalah membantu mengubah ponsel menjadi laboratorium. Kemajuan teknologi AI dan visi komputer memungkinkan ini terjadi," katanya.

Pada awal Februari, Healthy.io mengumpulkan US$ 18 juta atau setara dengan Rp 256 miliar (kurs Rp 14 ribu per US$) dalam putaran pendanaan Seri B yang dipimpin oleh Aleph, dana modal ventura yang berbasis di Israel. Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung ekspansi dan untuk mendanai peluncuran komersial produk di Amerika Serikat. Selain itu, perusahaan juga mengumpulkan dana dari Samsung NEXT dan investor swasta, sehingga totalnya saat ini menjadi US$30 juta atau setara dengan Rp425 miliar.

Adapun produk Healthy.io saat ini tersedia di Israel dan AS. Selanjutnya, baru-baru ini perusahaan menandatangani kesepakatan dengan anak perusahaan Walgreens Boots Alliance Boots di Inggris untuk memperkenalkan pengujian infeksi saluran kemih yang berfokus pada konsumen di lokasi perusahaan. Usahanya telah didukung oleh kemitraan dengan Siemens Healthineers untuk menggunakan urinalisis perusahaan.

Start-up didorong oleh teknologi smartphone yang berkembang pesat. Urinalisis digital adalah contoh terbaru dari kecenderungan ke arah diagnosa yang bisa dilakukan di rumah yang membantu teknologi medis. Tes kehamilan di rumah pertama kali muncul pada akhir 1970-an, membuka jalan bagi pasar tes medis yang berbasis rumah. Baru-baru ini, internet, Internet of Things (IoT), telepon pintar dan kemajuan di bidang-bidang seperti pengujian genetik telah mendorong pertumbuhan laboratorium pribadi dalam rumah yang berpotensi menghasilkan US$ 300 juta atau lebih dari Rp 4 triliun.

Sebagian besar sistim teknologi berbasis uji tes di rumah meliputi monitor berbasis cloud yang mengirimkan hasil medis ke dokter, yang memudahkan pengguna untuk memperoleh perawatan kesehatan tingkat dasar. Sebab, melakukan pengecekan ke dokter atau rumah sakit terkadang dirasa rumit. Sebab berdasarkan tes Healthy.io hanya sekitar enam persen orang yang terkena hipertensi dan 39 persen pasien diabetes pasien menjalani tes secara akurat.

Memang, masih terlalu dini untuk mengetahui apakah teknologi Healthy.io akan mengubah keadaan dan menjadi pemain dalam proses tes lab. Namun jika hal itu benar, selain menghemat biaya, tentunya akan banyak menyelamatkan nyawa manusia.

"Badan pengawas obat dan makanan Amerika (FDA) sekarang sudah menyetujui algoritma klinis dan hasil yang diperoleh dengan menggunakan ponsel untuk pengujian urin. Itu langkah besar dalam membantu mendemokratisasi perawatan kesehatan," kata Michael Eisenberg, seorang mitra di Aleph.

Nah, bagi penggiat startup kesehatan yang punya cita-cita seperti pendiri Healthy.io bisa mengikuti Thinkubator, ajang kompetisi live pitching dimana startup yang terpilih berkesempatan untuk mempromosikan startup di sejumlah praktisi dengan hadian pendanaan langsung.

Dalam ajang Thinkubator ini, komunitas startup berkesempatan mendapat bimbingan dan ilmu baru dari para praktisi startup dari berbagai bidang dalam suatu diskusi dan workshop. Thinkubator memberikan kesempatan untuk para startup yang ingin melangkah lebih jauh dalam memajukan usaha dan membuat impian mereka menjadi nyata, membuka koneksi, mendapatkan bimbingan dari para ahli, serta menerima pendanaan untuk startup.

Sebelum mengikuti workshop, startup dari seluruh Indonesia bisa mendaftarkan diri serta mengunduh proposal ide mereka di https://ift.tt/2FeN6tT pada 5-21 Maret 2019. Kemudian Akan ada proses seleksi online hingga 22 Maret 2019. Juri dalam proses seleksi online ini adalah Enda Nasution yang merupakan Executive director 100 startup dan Stephanie Yoe yang merupakan Venture Partner at Fenox Venture.

Nantinya, 150 startup yang terpilih berhak untuk mengikuti conference dan workshop bersama para ahli di bidangnya pada 28 Maret 2019. Hari berikutnya, ada 6 peserta yang akan maju ke babak Final Live Pitch yang akan diperkenalkan kepada publik.

Nah, Workshop tersebut nantinya akan diisi oleh orang-orang yang berkompeten di bidangnya yang dibagi ke dalam beberapa tema yaitu tema Movement and social impact oleh Leonika Sari CEO Redblood, Founder Instellar Dian Onno, dan Founder Mekadonia Makerspace Dina Kosasih.

Sementara untuk sesi Agriculture akan diisi oleh Habibi Garden yang merupakan "Winner The Next Dev 2016, kemudian Tantyo Bangun dari kecipir.com. Untuk sesi Making Strong brand to get investor akan diisi oleh Billy Boen Founder and CEO YOT Grab Venture Capital, kemudian ada Anto Motulz yang merupakan Creative Advisor Kreavi.

Sesi terakhir Busines and Digital Industry menjadi sesi yang juga tak kalah menarik. Di mana akan diisi oleh Yasa Singgih Founder Mens Republic, Stephanie Yoe yang merupakan venture partner at Fenox Venture dan Samuel Pangerapan yang berasal dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Menariknya lagi, selain diisi oleh orang-orang yang kompeten dalam bidangnya, akan ada sambutan yang akan diberikan saat Live Pitching. Pembicara yang akan tampil di antaranya adalah Chairul Tanjung yang merupakan Chairman and Founder of CT Corp, William Tanuwijaya Co-Founder Tokopedia, Wulan Tilaar Vice Chairwoman PT Martha Tilaar Group dan Frederica Widyasari Dewi yang merupakan Presiden PT KSEI.

Salah satu yang menarik juga dalam ajang kali ini adalah 6 dari 150 start up yang masuk finalis akan mendapatkan suntikan dana. Adapun total dana segar yang akan dikucurkan mencapai Rp3 miliar.

Jadi, Segera daftarkan startup-mu di Thinkubator! Informasi pendaftarannya bisa dilihat di sini.

Startup Ini Kembangkan Laboratorium Pribadi Di PonselFoto: Thinkubator adalah ajang untuk mendapat bimbingan dan ilmu berharga dari ahli di bidangnya melalui Workshop. (Dok. Thinkubator.detik)

(dob/dob)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2HwmUgT

March 18, 2019 at 02:33AM

Bagikan Berita Ini

1 Response to "Startup Ini Kembangkan Laboratorium Pribadi Di Ponsel"

  1. Hubungi Mrs. RIKA ANDERSON
    Email: rikaandersonloancompany@gmail.com
    Whatsapp +19147057484
    Putri Ahmad
    Putri: putriitaahmad@gmail.com

    Am Putri Ahmad dari kota Surabaya. Saya kehilangan sekitar 7 juta karena saya butuh modal besar sekitar Rp100.000.000 juta. Saya hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi. bisnis saya hancur, dan dalam proses itu saya kehilangan putra saya. Saya tidak tahan lagi dengan kejadian ini. Saya bertemu dengan seorang teman online yang memberikan kesaksian dan memperkenalkan saya kepada seorang ibu yang baik, Mrs. Rika Anderson dari RIKA ANDERSON LOAN COMPANY yang akhirnya membantu saya beberapa hari yang lalu saya mendapat pinjaman 100 juta dari perusahaan. Jadi jika Anda membutuhkan pinjaman dan ingin mendapatkan pinjaman dengan cepat. Saya melihat orang-orang membagikan kesaksian mereka di blog ini dan saya memutuskan untuk juga menceritakan kisah saya. Anda juga dapat menghubungi saya melalui email ini jika Anda memiliki keraguan atau saran. Semoga Allah memberkati kita semua dan membawa kita ke penolong keuangan yang baik.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.