Menurut BEI, anjloknya IHSG terkena imbas dari tanda-tanda resesi di Amerika Serikat. Tanda resesi AS itu muncul dari pasar obligasi pemerintah Amerika atau US Treasury.
Direktur Utama BEI Inarno Djayadi mengatakan koreksi yang terjadi terbilang wajar, sama halnya dengan penguatan yang juga bisa terjadi dengan level yang sama.
"Ini kan hanya sementara saja, biasa naik turun kan. Ini masih oke, biasa kan kita naik 1,4% juga sering," kata Inarno di Gedung BEI, Jakarta, Senin (25/3).
Pagi ini, IHSG terkoreksi dalam sampai dengan 1,42% ke level 6431,78 poin. Sejalan dengan itu bursa saham di kawasan Asia juga mengalami kondisi yang sama lantaran ramai terjadi aksi jual atau sell-off.
Indeks Nikkei turun 1,66%, indeks Shanghai juga turun 1,46%, indeks Hang Seng turun 2,1%, indeks Straits Times anjlok 1,3%, dan indeks Kospi juga amblas 1,29%.
Pelaku pasar cemas karena melihat ada pertanda menuju resesi di AS dalam waktu dekat. Sinyal itu datang dari pasar obligasi pemerintah AS.
Per akhir pekan lalu, yield (imbal hasil) obligasi pemerintah AS tenor 3 bulan berada di 2,4527%, lebih tinggi ketimbang tenor 10 tahun yang sebesar 2,4373%. Ini menjadi kejadian pertama sejak Januari 2017.
Inversi (yield tenor pendek lebih tinggi dibandingkan tenor panjang) antara tenor 3 bulan dan 10 tahun seringkali dijadikan indikator terjadinya resesi setidaknya dalam 18 bulan ke depan.
Investor yang meminta 'jaminan' lebih tinggi untuk obligasi tenor jangka pendek menggambarkan persepsi suram (gloomy) terhadap kondisi perekonomian AS dalam waktu dekat.
(tas)
https://ift.tt/2HD5saj
March 25, 2019 at 05:18PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Resesi AS Picu IHSG Anjlok, Bos BEI: Ini Hanya Sementara!"
Post a Comment