Tambahan investasi tersebut, menambah valuasi Grab dari Desember 2018 US$ 11 miliar, menjadi US$ 14 miliar atau setara Rp 196 triiun.
Dilansir dari CNN.com, Presiden Grab Ming Maa menyatakan tahun ini Grab menargetkan pendapatan hingga US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun. Grab pun mendominasi ride hailing di delapan negara. Posisi Grab sebagai decacorn pertama di Asia Tenggara semakin kuat, terutama dengan hengkangnya Uber dari wilayah ini.
Grab pun memiliki keunggulan dibandingkan kompetitornya di Indonesia yakni GoJek. Kedua start up ini, terus mengembangkan teknologi berbasis aplikasi, dan berlomba menciptakan "super app" yang tidak terkalahkan. Kedua aplikasi ini yang menawarkan kelengkapan servis mulai dari pengiriman makanan hingga jasa keuangan.Grab juga menyatakan akan berinvestasi yang cukup besar di Indonesia, melihat perkembangan servis mobil dan motor, dan jasa antar makanan yang semakin digandrungi.
Super App ini juga menggunakan investasi yang masuk untuk berinovasi dan memperkenalkan layanan baru untuk pengguna di wilayah Asia Tenggara. Contohnya, seperti video on demand, asuransi, dan booking hotel.
Vision Fund pun telah menjadi investor yang signifikan, juga untuk start up transportasi lain seperti Uber. Dipimpin oleh pendiri SoftBank dan CEO Masa Son, bank ini menjadi pemain kunci dalam industri teknologi global, yang menyiramkan dana besar pada start up seperti WeWork.
Meski demikian, juru bicara Grab menolak untuk berkomentar berapa persen kepemilikan Vision Fund.
Saksikan Video Grab Mendapat Suntikan Rp 20 T dari SoftBank
[Gambas:Video CNBC] (dob)
https://ift.tt/2EPMt8J
March 11, 2019 at 08:08PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jadi Decacorn, Grab Perkuat Dominasi di Asia Tenggara"
Post a Comment