Search

Harga Anjlok 4%, Mahalkah Saham CPIN?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang minggu lalu harga saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) naik 14,69% dan berhasil ditutup di angka Rp 8.000/unit. Investor asing juga turut memburu saham CPIN yang pada hari Jumat (15/3/2019) mencatatkan beli bersih sebesar Rp 32,63 miliar.

Namun hari ini, hingga penutupan perdagangan sesi I harga saham CPIN sudah melemah 4,06% menjadi Rp 7.675/unit, meskipun investor asing masih mencatatkan beli bersih. Apakah ini berarti pelaku pasar sudah mengambil sikap profit taking atau menganggap harga saham CPIN sudah terlalu mahal?

Secara analisis teknikal, terlihat harga saham CPIN diperkirakan masih dapat menguat karena harga saham saat ini masih bergerak di atas rata-rata harga saham selama 5 hari (Moving Average/MA5).

Di lain pihak, dari sisi fundamental harga CPIN dirasa sudah terlalu mahal. Pasalnya, price-earning-ratio (PER) emiten ini terlalu tinggi karena PER CPIN sudah dua kali lipat PER industrinya. Hari ini CPIN mencatatkan rasio PER hingga 32.51, sedangkan nilai P/E rata-rata industri hanyalah 16.02.

Berdasarkan PER CPIN, harga saham saat ini relatif lebih mahal dibandingkan dengan ekspektasi keuntungan yang akan diperoleh emiten. Berikut adalah PER CPIN dan kompetitornya.
 

Perusahaan PER
PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) 32.51
PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) 12.34
PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) 15.43
PT Sierad Produce Tbk (SIPD) 3.8
Rata-rata (PER Industri) 16.02
Sumber: Refinitiv, diolah oleh Dwi Ayuningtyas

Sebagai informasi tambahan, rasio PER adalah salah satu bentuk analisis fundamental perusahaan dengan cara membagi harga saham saat ini dengan keuntungan tahunan per saham. Jadi PER dapat menggambarkan juga ekspektasi investor terhadap return (perolehan) emiten. PER emiten dikatakan tinggi (overvalued) jika nilainya lebih besar dibanding PER Industri, dan sebaliknya untuk PER rendah.

Walaupun demikian, sebenarnya nilai PER yang tinggi belum tentu berarti overvalued, karena nilai tinggi dapat berarti pelaku pasar berekspektasi pertumbuhan yang sangat besar untuk emiten tersebut. Jadi overvalued dapat dijustifikasi ketika perusahaan melakukan ekspansi besar-besaran, atau peningkatan kapasitas produksi.

Jika menilik lebih detil laporan keuangan perusahaan kuartal-III 2018, perusahaan mencatakan kenaikan pendapatan 5,08% menjadi Rp 39,39 triliun dari periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 37,48 triliun. Uniknya, dengan kenaikan pendapatan, perusahaan justru membukukan penurunan pada aspek beban pokok penjualan (COGS).

COGS perusahaan periode Jan-Sep 2018 turun 1,34% menjadi Rp 32,5 triliun dari tahun 2017 yang sebesar Rp 32,94 triliun. Padahal jika dilihat historis perusahaan 5 tahun belakangan, COGS biasanya relatif naik mengikuti pertumbuhan pendapatan.

Besar kemungkinan tahun lalu terdapat penurunan harga bahan baku atau bisa juga peningkatan kapasitas produksi perusahaan. Penurunan COGS tersebut yang akhirnya menyokong pertumbuhan laba bersih CPIN di kuartal-III yang meroket hingga 78,32% YoY menjadi Rp 3,46 triliun.

Akan tetapi, investor memilih bermain defensif saat ini. Selain itu, berdasarkan penelusuran kami belum ada pemaparan dari pihak perusahaan mengenai strateig bisnis kedepan-nya yang dapat menjustifikasi tingginya nilai PER perusahaan. (dwa/hps)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2F9BeZ2

March 18, 2019 at 07:31PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Harga Anjlok 4%, Mahalkah Saham CPIN?"

Post a Comment

Powered by Blogger.