Search

RI, Thailand, dan Malaysia Kurangi Ekspor Karet 300 Ribu Ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga negara produsen utama karet alam (natural rubber) dunia yang tergabung dalam Dewan Karet Tripartit Internasional (International Tripartite Rubber Council/ITRC), yakni Thailand, Indonesia, dan Malaysia sepakat mengurangi ekspor karet sebanyak 200-300 ribu metrik ton.

Hal ini dilakukan untuk mengerek harga karet alam dunia yang terus tertekan sejak awal tahun lalu hingga kini. Sentimen pasar yang negatif dan ketidakpastian ekonomi global ditengarai berdampak buruk pada pasar karet global.

Dalam pertemuan tingkat menteri di Bangkok, Thailand yang juga dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, ketiga negara sepakat melakukan pengurangan ekspor melalui skema Agreed Export Tonnage (AETS). Tindakan ini dapat menjadi instrumen efektif untuk mengatasi ketidakseimbangan stok di pasar global yang terjadi saat ini.


"Para Menteri menugaskan pejabat senior ITRC untuk membicarakan penerapan skema pengurangan ekspor dalam waktu dua minggu ke depan di Thailand," bunyi keterangan resmi ITRC yang diperoleh CNBC Indonesia, Minggu (24/2/2019).

Selain mengurangi ekspor, ketiga negara juga sepakat menerapkan berbagai proyek di dalam negeri demi meningkatkan konsumsi karet domestik, melalui skema Demand Promotion (DPS).

Di luar proyeksi konsumsi domestik sebanyak 700.000 ton per tahun, Thailand saat ini sedang menerapkan proyek lain yang akan meningkatkan tambahan serapan karet sebanyak 270.000 ton.

Selain itu, Negeri Gajah Putih juga menerapkan operasi pasar strategis melalui 6 pasar karet fisik yang meningkatkan volume perdagangan fisik sebesar 105.600 ton dengan total nilai US$ 225 juta sepanjang tahun lalu.

Sementara itu, pemerintah Malaysia telah menyetujui alokasi anggaran sebesar 100 juta ringgit bagi pembangunan dan perawatan jalan di pelabuhan dan kawasan industri, dengan menggunakan bahan baku karet.

Adapun pemerintah Indonesia terus fokus meningkatkan penggunaan karet dalam berbagai proyek infrastruktur seperti pembangunan dan perawatan jalan provinsi dan kabupaten/kota, bantalan rel kereta api, pemisah jalan, sambungan jembatan dan daur ulang ban (tyre retreading).

Untuk menjamin keseimbangan suplai dan permintaan karet di masa depan, ketiga negara sepakat mempercepat upaya penanaman kembali (replanting) tanaman karet.

Thailand meneruskan upaya replanting pohon karet dengan alokasi lahan mencapai 65 ribu hektar/tahun. Adapun Indonesia akan memulai replanting dengan total luas lahan 50 ribu hektar/tahun sementara Malaysia menerapkan program replanting seluas 25 ribu hektar/tahun.

Ketiga negara juga terus mengarahkan perlunya dibentuk Pasar Karet Regional (Regional Rubber Market/RRM) di masa depan serta pendirian pusat arbitrase untuk mendukungnya.

Selain itu, ketiga negara juga mendorong dibentuknya Dewan Karet ASEAN (ASEAN Rubber Council/ARC) sebagai platform untuk membicarakan perkembangan industri karet serta kerjasama dengan negara dan partner ASEAN lainnya. (wed/wed)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Xfk5VQ

February 25, 2019 at 04:47PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "RI, Thailand, dan Malaysia Kurangi Ekspor Karet 300 Ribu Ton"

Post a Comment

Powered by Blogger.