
Pada Selasa kemarin, nilai penawaran peserta lelang mencapai Rp 66,36 triliun, tertinggi sejak Januari 2018. Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).
Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.
SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum.
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling menguat adalah FR0078 bertenor 10 tahun dengan penurunan yield 1,6 basis poin (bps) menjadi 7,92%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Tiga seri acuan lain juga menguat.
Penentuan harga dalam penjualan sukuk global baru dilakukan semalam dengan hasil sesuai target yaitu US$ 2 miliar (Rp 28,05 triliun).
Yield Obligasi Negara Acuan 12 Feb 2019 | |||||
Seri | Jatuh tempo | Yield 12 Feb 2019 (%) | Yield 13 Feb 2019 (%) | Selisih (basis poin) | Yield wajar IBPA 12 Feb'19 |
FR0077 | 5 tahun | 7.781 | 7.768 | -1.30 | 7.6511 |
FR0078 | 10 tahun | 7.938 | 7.922 | -1.60 | 7.8268 |
FR0068 | 15 tahun | 8.195 | 8.184 | -1.10 | 8.0867 |
FR0079 | 20 tahun | 8.303 | 8.296 | -0.70 | 8.2672 |
Avg movement | -1.17 |
TIM RISET CNBC INDONESIA (tas)
http://bit.ly/2E8nD4I
February 13, 2019 at 06:34PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rekor Lelang SUN dan Sukuk Global Angkat Harga Obligasi"
Post a Comment