Search

Menanti Akhir Palagan Theresa May di Markas Besar Uni Eropa

Brussels, CNBC Indonesia - Perdana Menteri Inggris Theresa May berada di Brussels, Belgia, Kamis (07/02/2019) waktu setempat, untuk sebuah misi penting. Ia akan memohon para pemimpin Uni Eropa (UE) mengubah kesepakatan pemisahan Brexit yang dinegosiasikan tahun lalu demi memperoleh persetujuan Parlemen Inggris.

Begitu tiba di kantor Uni Eropa, jabat tangan May dengan Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker tidak dapat menyembunyikan ketegangan May. Maklum. hanya tersisa 50 hari sebelum Inggris dapat meninggalkan UE.

Pertemuan ini hadir tak lama setelah Presiden Dewan Eropa Donald Tusk menyebut frasa "tempat khusus di neraka". Sebuah frasa yang menuai kecaman dari banyak orang di Inggris.

Foto: Presiden Dewan Eropa Donald Tusk (Foto: Reuters)

Para pemimpin UE telah berulang kali mengatakan bahwa tidak mungkin akan mengubah kesepakatan terutama yang berkaitan dengan perbatasan antara Inggris dengan Irlandia maupun Irlandia Utara.

May akan kembali ke parlemen minggu depan untuk debat perihal negosiasi Brexit. Akan tetapi pemungutan suara untuk menyetujui kesepakatan Brexit kemungkinan akan dilangsungkan pada akhir bulan ini.


Baik Partai Konservatif yang mendukung May maupun oposisi utama Partai Buruh secara resmi berkomitmen untuk melaksanakan Brexit menyusul Referendum 2016. Tetapi kedua belah pihak terpecah secara internal tentang pelaksanaan Brexit.

Dalam sebuah surat untuk May yang dirilis pada Rabu, pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn menetapkan lima syarat sebelum Partai Buruh mendukung kesepakatan tersebut. Hal itu termasuk serikat pabean "permanen dan komprehensif".

Corbyn juga menuntut hubungan yang erat dengan pasar tunggal UE, "perjanjian yang tidak ambigu" tentang pengaturan keamanan masa depan, dan komitmen pada partisipasi Inggris dalam lembaga-lembaga UE dan program pendanaan.

Foto: Pembahasan kesepakatan Brexit (Mark Duffy, House of Commons via AP)

Mendesak
Sebelum tiba di Brussels untuk berbicara dengan para pemimpin UE, May mengakui bahwa tugasnya tidak akan mudah. Dia akan memberi tahu Juncker, Tusk dan anggota parlemen Eropa Antonio Tajani bahwa dia ingin bekerja "segera" untuk mengamankan perubahan pada kesepakatan yang dicapai pada bulan November lalu.

Ia mengakui bahwa perjanjian itu "adalah hasil dari banyak kerja keras dan dinegosiasikan dengan iktikad baik", May akan memberi tahu para pemimpin parlemen yang telah mengirim "pesan tegas bahwa perubahan diperlukan", demikian laporan Kantor PM Inggris.

"Pemerintah sekarang ingin segera bekerja dengan Uni Eropa untuk mengamankan perubahan seperti itu. Kita harus menunjukkan tekad dan melakukan apa yang diperlukan sekarang dalam mendapatkan kesepakatan," kata May seperti dilansir dari Reuters.

Foto: Infografis/Poin-poin Perjanjian Brexit/Arie Pratama

Batu lompatan utama untuk memenangkan persetujuan parlemen Inggris dari kesepakatan itu adalah perbatasan Irlandia Utara, kebijakan asuransi yang mengharuskan beberapa aturan UE untuk beroperasi di provinsi yang dikuasai Inggris. Kecuali jika cara lain dapat disepakati di masa depan untuk menjamin perbatasan darat bebas dari inspeksi.

Beberapa anggota parlemen ingin May menghapus ketentuan sepenuhnya, sementara yang lain mengatakan mereka akan menerima cara bagi London untuk mengakhirinya secara sepihak, atau jaminan yang mengikat secara hukum bahwa hal itu tidak akan menyebabkan Inggris terperangkap dalam lingkup UE tanpa batas waktu.

Namun UE dan terutama Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar, mengatakan mereka tidak akan membuka kembali perjanjian itu.

Simak video terkait Brexit di bawah ini.


[Gambas:Video CNBC] (miq/miq)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2DdFrK5

February 08, 2019 at 03:30AM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Menanti Akhir Palagan Theresa May di Markas Besar Uni Eropa"

Post a Comment

Powered by Blogger.