Search

Kenapa Bank Permata Jadi Target Potensial Akuisisi?

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Permata Tbk (BNLI) dinilai menjadi target merger dan akuisisi (M&A) potensial di industri perbankan bagi investor pasar modal. Calon pembeli saham milik Astra dan Standard Chartered ini pun diprediksi bisa lebih dari satu investor institusi.

Dalam riset per 15 Februari 2019, analis RHB Sekuritas Alvin Baramuli dan Henry Wibowo mempertahankan rekomendasi beli untuk saham ini dengan target harga Rp 1.400/saham. Dari awal tahun harga saham BNLI tercatat sudah naik 94,4%.

Kedua analis ini menilai Bank Permata menjadi target potensial untuk aksi M&A seiring dengan kondisi keuangan yang baik. "Penilaian Bank Permata dilakukan secara premium, dengan ukuran yang layak, total aset Rp 156 triliun, ada bisnis ritel dan UKM yang didukung ekosistem Astra dan kurangnya ketersediaan bank-bank menengah lainnya," tulis RHB Sekuritas.

Data laporan keuangan September 2018 menunjukkan aset Bank Permata mencapai Rp 155,75 trilun, naik dari September 2017 Rp 148,33 triliun.


Oleh sebab itu, RHB menaikkan target price yang menyiratkan 1,7x P/BV (price to book value) tahun ini 2019. Rentang rasio PBV itu masih dalam rerata penilaian M&A di mana level PBV biasanya di kisaran 1,4-2,3x P/BV untuk bank-bank berukuran sedang yang terkenal dalam dua tahun terakhir.

PBV digunakan biasanya untuk menilai perusahaan berdasarkan nilai ekuitas per sahamnya. Seperti juga PER (price earning ratio) atau rasio saham terhadap laba, lazimnya semakin kecil PBV semakin murah suatu saham.

Alvin dan Henry memprediksi pembeli bank permata bisa lebih dari satu investor mengingat industri perbankan secara struktural memiliki masalah pendanaan karena pertumbuhan industri di bawah 10%. LDR perbankan juga naik ke 93% dari 80-85% pada 2011-2012. LDR (loan to deposit ratio) adalah rasio yang mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (atau rasio likuiditas).

"Dengan demikian, cara tercepat untuk meningkatkan pendanaan adalah tumbuh secara anorganik, dengan bank-bank besar memiliki kelebihan modal dengan level CAR antara 18-23% untuk menjadi penawar potensial untuk M&A."


Pada 20 Desember 2018, RHB juga mengeluarkan riset yang menyatakan Mizuho Financial Group (MFG) dinilai menjadi kandidat potensial untuk mengakuisisi divestasi Bank Permata yang kemungkinan dilakukan oleh pemegang saham mayoritas yakni Standard Chartered dan PT Astra International Tbk (ASII).

Mizuho dianggap menjadi pembeli potensial karena salah satu raksasa keuangan asal Jepang itu memang tengah berupaya untuk membeli bank di Indonesia.

Selain Mizuho, ada nama Sumitomo yang juga disebut-sebut tertarik membeli Bank Permata. Dari dalam negeri, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dikabarkan ikut dalam kompetisi membeli saham Bank Permata. (hps)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2V03kvY

February 15, 2019 at 09:11PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Kenapa Bank Permata Jadi Target Potensial Akuisisi?"

Post a Comment

Powered by Blogger.