Search

Jangan Khawatir! Utang Indonesia Masih Sangat Aman

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut Sri Mulyani bukan sebagai Menteri Keuangan, tetapi menteri pencetak utang.

Sindiran ini langsung mendapatkan reaksi dari berbagai pihak, termasuk Sri Mulyani yang membuat puisi khusus untuk menanggapi. Bagaimana sebenarnya kondisi utang Indonesia saat ini?

Ekonom Senior Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan dari sisi rasio utang Indonesia masih dalam level aman, meskipun mengalami kenaikan.

Pada November 2018 utang luar negeri RI mencapai US$ 372,9 miliar atau naik dari posisi utang pada Oktober 2018 sebesar US$ 360,5 miliar.

"Kalau dilihat utang terhadap GDP Indonesia masih jauh dari level membahayakan. Sangat aman," kata Andry dalam acara Closing Bella di CNBC Indonesia, Senin (4/2/2019).

Andry menjabarkan, pada 2018 rasio utang Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB/GDP) atau debt to GDP ratio masih berada di level 30,3%. Bahkan, pada tahun 2019 rasio diproyeksikan menurun menjadi 30%. Artinya, posisi utang belum mencapai batas atasnya, yaitu 60%.

Secara historikal, lanjut Andry, level 30% tersebut sudah jauh lebih turun dari beberapa tahun yang lalu. Sebelumnya, rasionya pernah mencapai 40%-50%. Terlebih dengan pola belanja pemerintah yang lebih produktif serta GDP yang lebih tinggi akan menurunkan rasio.

Selain itu, Andry menambahkan, dari sisi tenor, utang luar negeri di atas satu tahun sebesar 95,2% secara rata-rata. Untuk utang luar negeri dengan tenor di bawah satu tahun sebesar 4,8%. Sehingga dari sisi tenor juga dinilai masih sehat.

"Dilihat dari rasio apapun, Indonesia masih sangat aman. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ungkapnya.

Menurut Andry, beban utang luar negeri Indonesia tersebut tidak akan membebani bila suatu hari rupiah kembali bergejolak. Pasalnya, Pemerintah banyak mengalokasikan anggaran di sektor produktif untuk memperkuat infrastruktur, bukan hanya hard Infrastructure tapi juga soft Infrastructure.

Di lain sisi, Pemerintah juga sudah menyeimbangkan pengeluaran untuk pembangunan secara jangka pendek, menengah dan panjang. "Sehingga utang itu instrumen yang mendorong Pemerintah untuk mendorong pembangunan," imbuh Andry.

Utang produktif yang dipakai untuk pembangunan, lanjut Andry, juga berpotensi membuka peluang investasi masuk ke Indonesia. Ketika investasi swasta masuk maka penerimaan pajak akan bertambah. Dengan begitu ke depannya Pemerintah bisa mengurangi kebutuhan utangnya sendiri.

Beban bunga utang yang sempat ramai dibincangkan beberapa waktu lalu juga sudah kian menurun. Dalam APBN, kata Andry, primary balance yang merupakan pengurangan antara penerimaan dan pengeluaran non-pembayaran bunga utang kian mengalami penurunan.

"Artinya, pemerintah bisa menekan dengan menaikan penerimaannya dan membalance untuk pembayaran bunga utang tadi," ucapnya.

Ke depannya, Pemerintah disarankan untuk lebih berorientasi pada target. Beberapa tahun terakhir, kata Andry, pemerintah sudah mulai pilih-pilih mana pengeluaran yang bisa memunculkan dampak multiplier atau tidak.

"Sekarang ini yang sudah dikendalikan itu infrastruktur, yang mendorong kenaikan impor bahan baku, misalnya, karena untuk mengendalikan tekanan CAD," ucapnya.

Secara umum, Andry menyimpulkan, pengelolaan anggaran oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani masih pada koridor aman.

Saksikan video Mengukur Utang Indonesia:

[Gambas:Video CNBC]

(dob)

Let's block ads! (Why?)



http://bit.ly/2SxM6s5

February 07, 2019 at 10:52PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Jangan Khawatir! Utang Indonesia Masih Sangat Aman"

Post a Comment

Powered by Blogger.