
Transaksi pada hari ini berlangsung sepi. Nilai transaksi tercatat hanya Rp 8,14 triliun, di bawah rata-rata nilai transaksi harian yang senilai Rp 10,7 triliun. Sementara itu, volume transaksi adalah sebanyak 7,31 miliar unit saham dan frekuensi adalah sebanyak 227.982 kali.
Libur Tahun Baru Imlek pada esok hari (5/2/2019) membuat perdagangan pada hari ini berlangsung sepi.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,46% dan indeks Hang Seng naik 0,21%. Sementara itu, indeks Straits Times melemah 0,13%.
Pelemahan nilai tukar rupiah menjadi momok pada perdagangan hari ini. Hingga sore hari, rupiah melemah 0,11% di pasar spot ke level Rp 13.950/dolar AS. Dolar AS memang sedang berada dalam posisi yang kuat, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang menguat 0,11%.
Dolar AS mendapatkan suntikan tenaga dari rilis data tenaga kerja AS yang fantastis. Pada hari Jumat (1/2/2019), penciptaan lapangan kerja sektor non-pertanian periode Januari 2019 diumumkan sebanyak 304.000, nyaris 2 kali lipat dari ekspektasi yang sebanyak 165.000, seperti dilansir dari Forex Factory. Penciptaan lapangan kerja pada bulan lalu juga mengalahkan capaian bulan Desember yang sebesar 222.000.
Terlepas dari partial government shutdown yang melanda sepanjang bulan lalu, ternyata optimisme pelaku usaha tetap tinggi, dibuktikan oleh pesatnya penciptaan lapangan kerja.
Sebagai informasi, data tenaga kerja merupakan salah satu indikator yang diperhitungkan oleh The Federal Reserve selaku bank sentral AS dalam menentukan kebijakan suku bunga acuannya, selain angka inflasi.
Lantas, kini mulai timbul persepsi bahwa The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 4 Februari 2019, kemungkinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak 1 kali (25 bps) pada tahun ini adalah sebesar 3%. Memang masih kecil, namun probabilitas sebesar 3% tersebut merupakan kenaikan dari posisi 1 Februari yang sebesar 0%.
Kedepannya, probabilitas tersebut bisa semakin besar jika data ekonomi AS terus mendukung. Hal ini sejatinya sangat memungkinkan, mengingat pemerintahan AS kini sudah kembali beroperasi secara penuh, setidaknya sampai 15 Februari mendatang. (ank/ank)
http://bit.ly/2UCOjjy
February 04, 2019 at 11:59PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Investor Asing 'Cabut' Rp 518 M, IHSG Jatuh 0,88%"
Post a Comment