Hingga pukul 14:30 WIB, harga CPO kontrak Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange menguat 0,71% ke level MYR 2.261/ton, setelah ditutup melemah 0,66% pada perdagangan sehari sebelumnya (20/2/2019).
Selama sepekan, harga CPO masih melemah sebesar 0,7% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun, harga komoditas agrikultur andalan Indonesia ini tercatat naik 6,6%.
Harga CPO sempat melemah 0,2% ke posisi MYR 2.241/ton hingga jeda istirahat siang tadi. Bahkan sebelumnya sempat menyentuh level MYR 2.234/ton yang merupakan titik terendah sejak 18 Januari 2019.
Namun positifnya perkembangan dari dialog dagang Amerika Serikat (AS)-China memberi energi positif yang turut mendorong pergerakan harga CPO ke atas.
Terbaru, Reuters mengabarkan bahwa AS dan China sudah menyepakati nota kesepahaman (MoU) yang semakin menggiring damai dagang menuju kenyataan.
Menurut beberapa sumber yang mengetahui hal tersebut, setidaknya ada enam poin yang menjadi isi dari kesepakatan tersebut, diantaranya yaitu perlindungan terhadap kekayaan intelektual, perluasan investasi sektor jasa, transfer teknologi, pertanian, nilai tukar, dan halangan non-tarif (non-tariff barrier) di bidang perdagangan.
Lebih jauh lagi China juga disebut telah sepakat untuk mengurangi surplus perdagangan dengan AS.
Sontak kabar tersebut membuat investor bersorak. Bahkan harga minyak kedelai kontrak Maret di pasar Chicago naik 0,23%.
Pasalnya bila hubungan dagang kedua negara membaik, maka permintaan kedelai asal AS juga akan terdongkrak. Maklum, China merupakan pembeli kedelai AS terbesar di dunia.
Pergerakan harga minyak kedelai memang akan berkorelasi positif dengan pergerakan harga CPO. Sebab, kedua produk tersebut merupakan substitusi satu sama lain, dan saling berkompetisi mendapatkan bagian di pasar minyak nabati dunia.
Namun, nilai ekspor minyak sawit Malaysia yang dibawah prediksi pelaku pasar menjadi faktor yang menahan kenaikan harga CPO.
Pasalnya berdasarkan laporan dari surveyor kargo AmSpec Agri Malaysia dan Intertek Testing Services ekspor sawit Negeri Jiran pada 1-20 Februari hanya naik pada kisaran 0,03%-0,8% dibanding periode yang sama bulan lalu.
Sedangkan surveyor kargo lain, Societe Generale de Surveillance mengatakan bahwa ekspor sawit Malaysia turun 4,6% pada periode yang sama.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/gus)
https://ift.tt/2IqIdBq
February 21, 2019 at 10:03PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga CPO Naik 0,71% Berkat Isu MoU Damai Dagang AS-China"
Post a Comment