
Lebih rinci lagi, YOI dalam investasi korporasi yang meliputi THT [Tunjangan Hari Tua], JKK [Jaminan Kecelakaan Kerja] dan JKM [Jaminan Kematian] imbal hasil tercatat 8,70% atau turun 10,36% dari YOI tahun 2017 sebesar 9,63%. YOI untuk investasi pensiun bahkan terjun bebas 11,14% dari sebelumnya 8,44% di 2017 menjadi 7,50% di 2018.
Direktur Utama PT Taspen Iqbal Latanro mengatakan, penurunan imbal hasil investasi tidak terlepas dari gejolak ekonomi yang terjadi tahun lalu. Tahun lalu asing mencatatkan net sell sebesar Rp 50,75 triliun dan pasar beralih ke obligasi sebesar Rp31,9 triliun. Di tengah ekonomi yang bergejolak itu, YOI yang dicatatkan Taspen masih lebih baik ketimbang rata-rata industri.
"Yield memang ada penurunan baik di pengelolaan investasi korporasi atau pensiun. Trennya memang menurun. Tapi kinerja 8,7% itu masih lebih tinggi dibanding imbal hasil industri yang hampir 8%," kata Iqbal saat konferensi pers, Kamis (14/2/2019).
Kondisi market bergejolak pengaruhnya dinilai tinggi terhadap kinerja Taspen tahun lalu. Iqbal menambahkan, karena indeks menurun maka pihaknya susah mendapat marjin.
Namun, Direktur Keuangan PT Taspen Helmi Imam Satriyono menjelaskan alokasi investasi PT Taspen saat ini mayoritas disimpan di pendapatan tetap. Ia memaparkan, secara gabungan 72,60% investasi disimpan di obligasi, sukuk, MTN dan KIK EBA. Sisanya, sebesar 15,12% disimpan di saham, reksadana dan lainnya dan di deposito sebesar 12,28%.
"Kita lihat memang mayoritas masih kita simpan di fix income. Kebanyakan Surat Utang Negara (SUN)," kata Helmi.
Di sisi lain, laba Taspen juga turun bahkan 62,37% dibanding laba 2017. Laba 2018 tercatat Rp271,55 miliar sedangkan di 2017 laba sebesar Rp721,73 miliar. Hal ini dikontribusi dari beban yang meningkat 14,56% dari Rp9,6 triliun di 2017 menjadi Rp11 triliun 2018.
"Jadi memang dari klaim yang muncul yang jatuh tempo cukup besar hampir mencapai Rp11 triliun," imbuh Helmi.
Helmi melanjutkan, perseroan tetap optimistis tahun ini perseroan bisa mencatatkan laba sebesar Rp325 triliun. Naik tipis lantaran Taspen cenderung berhati-hati di tahun politik. Pihaknya berharap kinerja anak-anak usaha, yakni PT Taspen Properti Indonesia, PT Asuransi Jiwa Taspen dan PT Bank Mandiri Taspen bisa berkontribusi lebih banyak.
Saat ini, kontribusi anak usaha terhadap pendapatan masih 4,5% diharapkan 5 tahun ke depan bisa naik menjadi 14%-15%. Sementara sekarang kinerja anak usaha berkontribusi 34% terhadap laba induk usaha.
"Tentunya kita akan perkaya produk kita dan mempersiapkan risk manajemen yang kuat sehingga mempunyai produk yang menarik dan aman. Tapi memberi hasil yang optimal. kedua, memperbesar peran anak usaha." tandas Iqbal melanjutkan.
(dru)
http://bit.ly/2SRYhjU
February 15, 2019 at 03:03AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "2018 Penuh Tantangan, Imbal Hasil Investasi Taspen Turun"
Post a Comment