Pada paruh pertama tahun 2018, Meituan Dianping, platform teknologi China yang menyediakan layanan transportasi dan pengiriman, serta pemesanan makanan, menginap di hotel, dan tiket film, telah memfasilitasi 27,7 miliar transaksi (senilai US$ 33,8 miliar) untuk lebih dari 350 juta orang di 2.800 kota.
Jumlah itu setara dengan 1.783 layanan yang diaktifkan Meituan setiap detiknya setiap hari, dengan setiap pelanggan menggunakannya rata-rata tiga kali seminggu.
Sementara itu, di Asia Tenggara, Grab, perusahaan pemesanan kendaraan online yang berbasis di Singapura, telah mengalahkan dominasi Uber, yang berhenti beroperasi itu setelah diakuisisi Grab.
Beberapa bulan kemudian, Grab memperluas layanan aplikasinya, menjadi tidak hanya menawarkan layanan pengiriman makanan dan pemesanan kendaraan ke 130 juta penggunanya. Grab kini juga menyediakan berbagai layanan lainnya untuk pelanggannya, seperti layanan pembayaran, pembelian pulsa, dan lainnya.
Upaya-upaya ini membantu Grab mencapai pendapatan US$ 1 miliar pada tahun 2018 dan menarik lebih dari US$ 3 miliar dalam pendanaan baru untuk melakukan ekspansi. Akhir tahun ini, Grab akan menambah layanan kesehatan dari Ping An, raksasa kesehatan digital China.
Meituan dan Grab, keduanya dikenal sebagai aplikasi super transaksional, penggabungan layanan gaya hidup yang menghubungkan ratusan juta pelanggan dengan bisnis lokal.
"Kami ingin membantu jutaan orang bergerak melalui ekonomi dan menaiki tangga sosial," kata salah seorang pendiri Grab, Hooi Ling Tan, mengutip Fast Company.
Kedua perusahaan ini mungkin tidak dikenal di Amerika Serikat (AS), tetapi Meituan dan Grab mengubah kehidupan ratusan juta konsumen dan jutaan pedagang dengan operasi yang sangat rumit yang disamarkan sebagai transaksi sederhana, yaitu sebuah teknologi elegan untuk memungkinkan pengalaman dalam dunia nyata.
Meituan, yang memandang layanan antar makanan sebagai bisnis intinya, terampil memanfaatkan data tentang kebiasaan konsumsi pengguna, termasuk sensitivitas harga, untuk merekomendasikan hal-hal lain yang mereka sukai.
"Strategi kami dalam mengintegrasikan bisnis yang berbeda adalah menarik sejumlah besar pengguna dengan layanan frekuensi tinggi, dan kemudian mendorong maju beberapa frekuensi rendah dan menengah seperti layanan pemotongan rambut dan layanan pernikahan." Kata Xia Huaxia, kepala ilmuwan Meituan.
Sementara itu, Grab menggunakan data transportasi untuk mencari tahu layanan apa yang akan diluncurkan selanjutnya. "Kami telah membawa pengguna ke bisnis ini," kata Tan. "Sekarang mereka yang mendatangimu."
Kesuksesan untuk aplikasi super transaksional membutuhkan apa yang disebut Xia sebagai "budaya kesabaran jangka panjang." Meituan bersaing ketat dengan Alibaba, dan meskipun pendapatannya pada paruh pertama tahun 2018 hanya US$ 3,8 miliar, namun perusahaan telah mengalami kerugian yang signifikan saat mengejar visinya.
Grab harus bersaing dengan startup lain, Go-Jek, di beberapa negara bagian Asia Tenggara. Demi menjadi pemenang, Grab memilih untuk bermitra dengan berbagai perusahaan besar seperti Toyota, Microsoft, dan Mastercard dibandingkan membangun semuanya sendiri. "Kita bisa lebih pintar dan lebih cepat dengan membuat platform yang lebih terbuka," kata Tan.
Efisiensi juga mendorong inovasi. Sistem Pengiriman Cerdas (Smart Dispatch) Meituan, yang diperkenalkan pada 2015, menjadwalkan sekitar 600.000 pengendara sepeda motor akan mengirimkan jutaan pesanan makanan setiap harinya.
Perusahaan sekarang juga menghitung ada 2,9 miliar rencana rute perjalanan setiap jamnya untuk mengoptimalkan kemampuan pengendara untuk mengambil dan menurunkan hingga 10 pesanan sekaligus dalam waktu dan jarak terpendek.
Sejak Smart Dispatch diluncurkan, itu telah mengurangi waktu pengiriman rata-rata lebih dari 30%, dan pengendara menyelesaikan 30 pesanan sehari, naik dari 20 pesanan. Hal itu telah meningkatkan pendapatan mereka.
Uber juga pernah mempopulerkan aplikasi super transaksional. Namun, Meituan dan Grab, dan perusahaan-perusahaan yang meniru mereka secara global, dari Swiggy di India hingga Rappi, di Amerika Latin, telah mengalahkannya dengan membangun model baru bagi ekonomi jasa untuk miliaran orang.
https://ift.tt/2T60x75
February 21, 2019 at 11:04PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "2 Perusahaan Asia Ini Merevolusi Gaya Hidup Masyarakat Dunia"
Post a Comment