
Pada Rabu (13/2/2019) pukul 12:05 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.015. Rupiah menguat 0,36% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Mengawali perdagangan, rupiah menguat 0,28%. Rupiah menjadi mata uang terbaik kedua di ketiga di Asia.
Kemudian penguatan rupiah menebal sehingga naik ke posisi runner-up Asia, hanya kalah dari ringgit Malaysia. Namun penguatan rupiah sempat berkurang sehingga tersalip oleh peso Filipina.
Kini, rupiah mampu mampu naik dua setrip dari peringkat tiga menjadi nomor satu. Ya, rupiah sah menjadi mata uang terkuat di Benua Kuning. Capolista!
Berikut perkembangan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 12:06 WIB:
Sepertinya pelaku pasar sudah mulai move on dari data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Data ini begitu membebani gerak rupiah sejak awal pekan.
Untuk keseluruhan 2018, NPI mencatat defisit US$ 7,13 miliar. Defisit NPI pada 2018 menjadi yang terdalam sejak 2013.
Sementara defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada 2018 adalah 2,98% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ini menjadi catatan terburuk sejak 2014.
Jadi harap maklum kalau investor mencemaskan masa depan rupiah. Sebab pasokan devisa yang menopang rupiah seret cenderung kurang. Akibatnya, rupiah memang masih berisiko melemah.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(aji/aji)
http://bit.ly/2X1XXOv
February 13, 2019 at 07:25PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Masih Jadi Capolista Asia"
Post a Comment