Formula itu menyebabkan turunnya harga BBM non-subsidi, seperti Pertamax dan kawan-kawan, termasuk juga menurunkan harga Premium di Jawa, Madura, dan Bali hingga sama dengan wilayah lain di Indonesia.
Keputusan ini diambil di awal tahun jelang pemilihan umum presiden pada April mendatang. Namun, saat ditanya apakah kebijakan baru ini ada kaitannya dengan tahun politik, Direktur Jenderal Migas ESDM Djoko Siswanto mencoba berkelit.
"Ini kan harga minyak pernah US$106 dolar per barel. Kalo kursnya pada saat minyak dunia hari ini, kursnya bisa separo. Tapi kan kursnya beda. Jadi itu masih bisa, menurut kami bisa turun," kata Djoko dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu.
"Kita mengikuti logika masyarakat harga mintanya turun," tegasnya.
![]() |
Harga minyak mentah dunia terus berada di tren harga yang rendah. Harga minyak jenis Brent kontrak April masih bergerak di kisaran US$ 61 per barel sementara jenis lightsweet (WTI) ada di sekitar level US$ 51 per barel akhir pekan kemarin.
Dengan penerapan formula baru tersebut, harga Premium di Jawa, Madura, dan Bali turun menjadi Rp 6.450 per liter dari sebelumnya Rp 6.550.
Berikut adalah perubahan harga BBM jenis Pertamax cs yang juga turun mulai Minggu dini hari tadi.
* Pertalite (RON 90) untuk seluruh provinsi harga tetap: Rp.7.650 - Rp.8.000
* Pertamax (RON 92) untuk seluruh provinsi mengalami penurunan/liter dari Rp.350 dari Rp.10.200 - 10.600 ke Rp.9.850 - 10.150
* Pertamax Turbo (RON 98) untuk seluruh provinsi turun Rp.800/liter dari Rp.12.000 - 12.400 ke Rp.11.200 - Rp.11.600
* Solar Non PSO (CN 48) untuk seluruh provinsi harga tetap/liter di Rp.9.600 - Rp.10.000
* Pertamina Dex (CN 51) untuk seluruh provinsi turun Rp.50 /liter dari Rp.11.750 - 12.250 ke Rp. 11.700 - 12.200
* Dexlite (CN 48) untuk seluruh provinsi turun Rp.100/liter dari Rp.10.300 - 10.700 ke Rp.10.200 - Rp.10.600
(prm)
http://bit.ly/2MW5Osk
February 11, 2019 at 04:16AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Penurunan Harga BBM Terkait Tahun Politik? Ini Kata ESDM"
Post a Comment