
Hasil penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia mencatatkan bahwa total investasi yang dibutuhkan untuk merealisasikan proyek tersebut tidak main-main. Untuk menyambungkan ruas tol dari Pejagan hingga Pasuruan yang sepanjang 626,75 kilometer, total biaya investasi yang dibutuhkan mencapai Rp 67,94 triliun.
Sedangkan biaya pembebasan lahan proyek tersebut menyentuh angka Rp 5,9 triliun. Artinya, rata-rata biaya investasi yang dibutuhkan untuk setiap 1 kilometer jalan yang akan dibangun mencapai Rp 108,4 miliar, di luar biaya pembebasan lahan.
No | Ruas Jalan | Panjang (km) | Investasi total (Rp Triliun) | Investasi/km (Rp miliar) |
1 | Pejagan-Pemalang | 57,5 | 6,84 | 119,0 |
2 | Pemalang-Batang | 39,2 | 4,08 | 104,1 |
3 | Batang-Semarang | 74,2 | 11,05 | 148,9 |
4 | Semarang-Solo | 72,94 | 7,3 | 100,1 |
5 | Solo-Ngawi | 90,42 | 5,14 | 56,8 |
6 | Ngawi-Kertasono | 49,51 | 3,82 | 77,2 |
7 | Gempol-Pasuruan | 34,15 | 2,77 | 81,1 |
8 | Pasuruan -Probolinggo | 45 | 3,55 | 78,9 |
9 | Probolinggo-Banyuwangi | 163,83 | 23,39 | 142,8 |
Namun, bila ditelusuri lebih dalam, biaya investasi per kilometer untuk masing-masing ruas jalan tol bervariasi. Ruas jalan tol Probolinggo-Banyuwangi tercatat memakan biaya investasi paling mahal untuk setiap 1 kilometer, yaitu sebesar Rp 142,7 miliar.
Sedangkan yang paling murah adalah ruas jalan tol Solo-Ngawi yang sepanjang 90,42 kilometer, dengan biaya investasi per kilometer hanya sebesar Rp 56,8 miliar.
Variasi biaya ini bisa disebabkan oleh perbedaan kondisi medan tempat jalan akan dibangun. Selain itu bentuk struktur jalan yang akan dibangun juga bisa mengakibatkan perbedaan biaya.
Dengan nilai total investasi yang fantastis ini, diharapkan kehadiran jalan tol dapat lebih meningkatkan kegiatan ekonomi, terutama bagi kelancaran arus logistik.
Namun, sayang, pasca diberlakukannya tarif baru mulai 21 Januari lalu, banyak pengusaha jasa transportasi mengeluhkan harganya yang dinilai mahal.
Bahkan pada tanggal 25 Januari lalu, di Kota Pekalongan terjadi peningkatan volume kendaraan sebesar 70% akibat berlaku penuhnya tarif tol Trans Jawa berdasarkan data Dinas Perhubungan Setempat, mengutip .
Hal itu mengindikasikan bahwa faktor harga masih menjadi penentu utama keputusan pengguna jalan tol. Apabila pengelola jalan tol masih mempertahankan harga yang sekarang, bukan tidak mungkin tingkat okupansi menjadi tidak maksimal, yang berhujung pada melesetnya perhitungan investasi.
TIM RiSET CNBC INDONESIA (taa/taa)
http://bit.ly/2D3XkLk
February 04, 2019 at 09:33PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Diprotes Karena Mahal, Berapa Investasi Jalan Tol Trans Jawa?"
Post a Comment