
Dari 30 saham yang menghuni indeks acuan bursa saham Singapura tersebut, sebanyak 14 mencatatkan penurunan harga, 12 saham menguat, sementara 4 saham tak mencatatkan perubahan harga.
Dari dalam negeri, rilis data Manufacturing PMI periode Januari 2019 membuat investor grogi. Data ini baru akan diumumkan pada pukul 20:00 WIB atau setelah perdagangan ditutup.
Dari sisi eksternal, hasil negosiasi dagang AS-China yang bisa dibilang kurang oke ikut memantik aksi jual. Pada hari Rabu dan Kamis, AS dan China menggelar negosiasi dagang tingkat tinggi yang melibatkan tokoh-tokoh penting seperti Wakil Perdana Menteri China Liu He, Gubernur Bank Sentral China Yi Gang, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan bahwa masih diperlukan kerja keras untuk mampu menyegel kesepakatan dagang.
"Kami belum siap untuk menyetujui kesepakatan dagang," kata Kudlow kepada Bloomberg TV, seperti dikutip dari Reuters.
"Kami jauh dari itu (kesepakatan dagang). Masih banyak kerja keras kedepannya."
Sebagai informasi, Gedung Putih dalam sebuah pernyataan sudah menegaskan bahwa bea masuk bagi produk impor asal China senilai US$ 200 miliar akan tetap dinaikkan menjadi 25% (dari yang saat ini 10%), jika kesepakatan dagang tak juga tercapai hingga tanggal 2 Maret.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/hps)
http://bit.ly/2tcya8Z
February 04, 2019 at 03:39PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dibuka Menguat, Indeks Straits Times Langsung ke Zona Merah"
Post a Comment