
Selama sepekan, harga CPO sudah masih membukukan peningkatan sebesar 0,13% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun, harga komoditas agrikultur andalan Indonesia ini sudah terkerek naik 6,41%.
Melemahnya harga CPO pada akhir pekan lalu dipengaruhi oleh harga kontrak minyak kedelai yang juga amblas.
Nampaknya investor pada masih menunggu perkembangan dari dialog perdagangan AS-China yang terus berlanjut hingga Minggu (24/2/2019). Mengingat kesepakatan dagang (MoU) antara kedua raksasa ekonomi dunia itu sudah terjadi pada akhir pekan, maka harga CPO bisa ikut kena imbas energi positif dari minyak kedelai.
Pasalnya, China merupakan pembeli utama kedelai Asal AS. Bila hubungan dagang antara keduanya kembali lancar, maka keseimbangan fundamental di pasar kedelai bisa membaik.
Perlu diketahui bahwa minyak kedelai dan minyak sawit merupakan produk yang saling berkompetisi mendapatkan bagian di pasar minyak nabati dunia. Alhasil, pergerakan harganya akan saling berkorelasi positif.
Selain itu, harga minyak bumi yang pada minggu lalu berada di posisi tertingginya sejak November 2018 juga dapat memberi dorongan pada pergerakan harga CPO.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/tas)https://ift.tt/2E6YhmC
February 25, 2019 at 04:33PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "AS-China Mulai Mesra, Akankah Harga CPO Kembali Menguat?"
Post a Comment